Sebut Kritik Lama Jubir Jokowi untuk SBY 'Fitnah', Ossy Dermawan: Gak Pernah Dipermasalahkan Penegak Hukum

14 Februari 2021, 06:10 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan mengamini ucapan SBY. /Twitter/ @OssyDermawan.

PR BEKASI - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan mengungkapkan pandangan dirinya tentang sebuah kritik.

Ossy Dermawan sependapat dengan Presiden Republik Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY soal kritik tersebut.

SBY sebelumnya menyampaikan pendapatnya tentang makna kritik dalam bernegara tersbeut melalui akun media sosial miliknya.

Baca Juga: GAR ITB Tuding Din Syamsudin 'Radikal', Ulil Abshar: Label Ini Sekarang Dipakai Jadi Alat Pembungkaman 

Dalam pendapatnya itu, SBY menyebut bahwa suatu kritik laksana 'obat' yang rasanya pahit tetapi dapat menyembuhkan penyakit.

Terkait perumpamaan tersebut, SBY menjelaskan bahwa sebuah kritik bila disampaikan secara baik dan tepat dapat mencegah terjadinya suatu kesalahan dalam bertindak.

Sepaham dengan SBY, Ossy Dermawan juga mengungkapkan bahwa sebuah kritik yang dikemukakan oleh rakyat terhadap pemerintah berfungsi sebagaimana obat.

Selayaknya obat yang dapat mencegah hingga menyembuhkan suatu penyakit, Ossy Dermawan menyebut itulah sebabnya mengapa pemerintah harus mau mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh rakyatnya.

Baca Juga: Din Syamsudin Dituding Terlibat Radikalisme oleh GAR ITB, Arsul Sani: Mereka Tak Bisa Bedakan Sifat Radikal 

Ossy Dermawan menjelaskan bahwa suatu kritik yang diutarakan oleh rakyat bukan bertujuan untuk menjatuhkan pemerintah, tetapi membuat pemrintah agar dapat selalu mawas diri serta tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan.

"Pemimpin harus mau mendengar keluh kesah rakyatnya. Kritik rakyat adalah “obat” agar negara dan pemerintah selalu waspada & tidak salah," ujar Ossy Dermawan, dalam cuitan akun Twitter pribadinya @OssyDermawan, Sabtu, 13 Februari 2021.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari pada cuitan akun Twitter pribadinya @OssyDermawan, Minggu, 14 Februari 2021, Ossy Dermawan juga turut menyertakan sebuah cuitan lama dari Juru Bicara Presiden Jokowi yaitu Fadjroel Rachman.

Baca Juga: Studi: Satu Kaleng Minuman Soda Ternyata Cukup untuk Tampung Seluruh Virus Covid-19 

"Ini contoh kritik yang bernada fitnah (“bagi2 uang utk SBY-Boediono”) namun tidak pernah dipermasalahkan aparat penegak hukum saat itu," ucapnya.

Adapun ucapan Fadjroel Rachman dalam cuitan pada akun Twitter miliknya tersebut adalah sebagai berikut:

"Januari 2014, utang pemerintah Indonesia Rp2.465,45 triliun. Ngotot beli pesawat, mercy, bagi-bagi uang untuk SBY-Boediono. Kita ini bangsa apa?" cuit Fadjroel Rachman melalui akun @fadjroeL, 10 September 2014 silam.

Sebelumnya SBY menyebut bahwa kiritik itu seumpama obat sedangkan pujian sama seperti dengan gula. Hal ini disampaikan oleh SBY melalui cuitan akun Twitter miliknya @SBYudhoyono.

Baca Juga: Tak Pedulikan Laporan GAR ITB, Mahfud MD: Pemerintah Tak Pernah Anggap Din Syamsuddin Radikal 

"Obat itu rasanya 'pahit'. Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat dan dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat. Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit," ucap SBY, Sabtu, 13 Februari 2021.

"Kritik itu laksana obat dan yang dikritik bisa "sakit". Namun, kalau kritiknya benar dan bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan. Sementara, pujian dan sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan dan hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan," sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler