Rocky Gerung Sebut Isi Kepala Jokowi Harus Direvisi, Budiman Sudjatmiko: Dia Tak Ngerti Organisasi dan Sejarah

18 Februari 2021, 08:47 WIB
Polikus PDIP Budiman Sudjatmiko mengkritik ucapan Rocky Gerung soal wacana revisi UU ITE. /Tangkapan layar YouTube.com/Helmy Yahya Bicara

PR BEKASI - Politikus Budiman Sudjatmiko mengkritik pernyatan Pengamat Politik Rocky Gerung yang mengomentari soal wacana revisi UU ITE.

Pasalnya, Rocky Gerung menyebut bahwa yang harus direvisi itu bukan UU ITE tapi isi kepala Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Budiman Sudjatmiko pun menilai, Rocky Gerung adalah orang yang tak paham organisasi, sejarah, dan masyarakat.

Budiman Sudjamiko bahkan menyebut bahwa Rocky Gerung hanyalah orang yang punya banyak koleksi kosakata, retorika, dan logika formal saja.

Baca Juga: Tak Terima Disebut Jomblo Usai Cerai dengan Rohimah, Kiwil: Masih Banyak yang Antre, Tinggal Gue Seleksi

Baca Juga: Pernah Jualan Koran Bekas Hingga Jadi Kurir Tabung Gas, Herjunot Ali: Jangan Malu Ngelakuin Hal Kayak Gitu

Baca Juga: Teddy Minta Rp500 Juta dan Biaya Umroh untuk 6 Orang, Rizky Febian Minta Aset Miliknya Dikembalikan Dulu

"Rocky itu tak ngerti organisasi, sejarah, dan masyarakat. Dia cuma punya banyak koleksi kosakata, retorika, dan logika formal," kata Budiman Sudjatmiko, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @budimandjatmiko, Kamis, 18 Februari 2021.

"Itu modal bagus untuk jadi pribadi yang hidup dengan benar di pulau terpencil berisi masyarakat homogen, keluar dari situ jadi destruktif," sambungnya.

Tak hanya itu, Budiman Sudjatmiko juga menilai, keterampilan Rocky Gerung itu akan membuatnya cocok hidup di era singularitas, saat kecerdasan mesin melampaui total kecerdasan manusia sedunia pada 2045.

Baca Juga: Soal Ceramah Ustaz Yahya Waloni, Cholil Nafis: Mualaf Harusnya Belajar Dulu, Jangan Buru-buru Jadi Ustaz

"Tapi itu pun akan keteteran oleh logika formal komputasional. Dan tugas manusia saat itu adalah justru untuk saling mencinta, bukan mencela," ujar Budiman Sudjatmiko.

Menuritnya, logika formal itu cuma bagus untuk mengawali belajar matematika, khususnya teori kategori yang tanpa angka atau komputer yang masih kosong data.

"Tapi begitu data masuk dan diolah oleh #MesinPembelajar, komputasinya berlatih berpikir historis. Tak lagi logika formal," kata Budiman Sudjatmiko.

Baca Juga: Minta Hasto Kristiyanto Tak Benturkan SBY dan Megawati, Andi Arief: Biarlah Mereka Jadi Panutan Bersama

Budiman Sudjatmiko menjelaskan, jika mesin kian lama kian berpikir historis dan terus ada manusia yang ngotot berpikir logis formal, bakal "diketawain" robot.

Namun, bukan berarti kecerdasan buatan tak lagi logis formal, tapi dia akan makin cerdas dengan jadi dialektis historis.

"Dan jika di era #Singularitas kelak, baik organisasi dan masyarakat sudah dipahami dan dikelola oleh #KecerdasanBuatan, apa yang tersisa bagi manusia? Rasa cinta," kata Budiman Sudjatmiko.

Baca Juga: Tak Terima Andi Arief Sebut Ucapannya 'Statement Hantu', Marzuki Alie: Saya Bisa Tanggung Jawab Lahir Batin

"Bedanya kita dengan orang-orang seperti Rocky adalah kita cinta sesama, dia mencintai dirinya sendiri dalam sepi," sambungnya.

Oleh karena itu, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa pada akhirnya Rocky Gerung hanya akan terobsesi mengatakan hal-hal nyeleneh, seperti penulis lirik 'Hai Yatno' yang memplesetkan lagu anak-anak 'Hai Tayo'.

"Akhirnya orang-orang seperti dia (Rocky Gerung) akan terobsesi mengatakan hal-hal nyeleneh seperti penulis lirik 'Hai Yatno'," ujar Budiman Sudjatmiko.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler