Sebut Jokowi Bohong Soal Kapal Selam Buatan Indonesia, Rachland Nashidik Kaitkan dengan Peran SBY

18 Februari 2021, 12:46 WIB
Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik yang mengomentari kapal selam buatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Tangkapan layar kanal YouTube Indonesia Kita

PR BEKASI - Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyebut Presiden RI Joko Widodo berbohong jika kapal selam buatan Indonesia adalah hasil dari kebijakan dan kerjaannya Jokowi.

Indonesia saat ini adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang sudah mampu membuat kapal selam sendiri.

Namun Rachland Nashidik keberatan jika selama ini Jokowi mengesankan bahwa kapal yang beroperasi di bawah laut itu adalah murni buatannya.

"Jokowi pada 2014 di Busan, Korea Selatan, mengesankan ini kebijakannya. Pada kampanye Pilpres 2019, Jokowi juga kembali mengesankan dirinya yang punya gawe. Benarkah? Bohong," ucapnya.

Baca Juga: Said Didu Minta Aparat Objektif, Ferdinand Hutahaean Beri Sindiran: Kita Ini Sama-sama Terlapor oleh UU ITE

Baca Juga: Rachland Nashidik Sebut Bendungan Tukul Proyek Molor Jokowi, Dedek Uki: Hati-hati Penyakit Hati, Pak

Baca Juga: Surat CPNS Jalur Khusus Beredar Melalui Pesan WhatsApp, Kemenpan RB Berikan Penjelasan 

Politisi Demokrat itu menjelaskan bahwa kapal selam yang ada saat ini dimulai sejak tahun 2006 di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Bila kini PT PAL mampu membuat Kapal Selam canggih, jejaknya dimulai pada 2006. Menhan Juwono Sudarsono kala itu  mengantar Menhan Korsel bertemu Presiden SBY," ucapnya.

Usai pertemuan tersebut, Menhan Juwono mengatakan, "Pembuatan kapal selam dari Korsel adalah opsi Indonesia 5 sampai 10 tahun ke depan."

Persis lima tahun kemudian, tepat pada 2011, ungkap Rachland Nashidik, Indonesia menandatangani pembelian tiga kapal selam dengan perjanjian alih teknologi dengan Korea Selatan (Korsel).

Baca Juga: Cek Fakta: Mabes Polri Panas Dingin, Komnas HAM Dikabarkan Temukan Pelanggaran HAM pada Kematian Ustaz Maaher 

"Satu dibuat oleh Korsel, kedua dibuat di Korsel dengan kesertaan Insinyur Indonesia, dan ketiga dibuat sepenuhnya oleh Indonesia di PT PAL. Deal!," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Kamis, 18 Februari 2021.

Tahun sebelumnya, ujar Rachland Nashidik, dengan PP No. 5 tahun 2010, Presiden SBY mencanangkan Kebijakan Minimum Essential Force (MEP) yang ditetapkan dalam RPJM 2010-2014.

Kebijakan tersebut merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam bidang pertahanan.

Kemudian Tahun 2012, terbit UU No. 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Baca Juga: JJ alias Jennifer Jill Terseret Kasus Narkoba, Ajun Perwira dan sang Anak Ikut Diperiksa 

Rachland Nashidik menyampaikan bahwa ditetapkan di situ, alih teknologi dalam kerjasama antar-Industri Pertahanan adalah wajib.

"Itu setahun setelah Indonesia menandatangani kerjasama alih-teknologi dengan Korsel dalam pembuatan Kapal Selam," tuturnya.

Tahun 2014, setelah fondasi kebijakan bagi modernisasi alutsista dan industri pertahanan nasional ditegakkan, Indonesia memenuhi perjanjian pembelian tiga kapal selam dari Korsel dengan alih teknologi. Itu lebih cepat dua tahun dari target Menhan Juwono Sudarsono.

"Hasilnya, Indonesia pada 2017 memiliki KRI Nagapasa (403), kapal selam pertama dari perjanjian. Pada 2018, KRI Ardadedali (404) mengarungi lautan Indonesia. Inilah kapal selam kedua dalam perjanjian, yang dibuat Insinyur Korsel dan Insinyur Indonesia, mengawali alih teknologi," ucapnya.

Baca Juga: JJ alias Jennifer Jill Terseret Kasus Narkoba, Ajun Perwira dan sang Anak Ikut Diperiksa 

Puncaknya adalah, kata Rachland Nashidik, KRI Alugoro (405) yang rampung dibangun pada 2019 di dermaga PT PAL di Surabaya.

"Inilah kapal selam pertama yang seluruhnya buatan Insinyur kebangsaan Indonesia. Kapal selam ketiga dari perjanjian kerjasama yang ditandatangani Indonesia dan Korea Selatan pada 2011," ungkapnya.

Rachland Nashidik mengaku bangga kini Indonesia bisa membuat kapal selamnya, namun dirinya menegaskan bukan cuman SBY, Jokowi juga punya andil di sini.

"Sebagai Presiden baru, beliau telah memastikan PT PAL sukses melaksanakan kebijakan Presiden SBY dalam alih-teknologi bagi industri pertahanan nasional," tuturnya.

Baca Juga: Akibat Penyalahgunaan Narkoba, Kapolda Jawa Barat Resmi Copot Kapolsek Astanaanyar 

Rachland Nashidik kembali menegaskan, pernyataannya tersebut bukan untuk membuktikan siapa pemimpin Indonesia yang paling hebat atau berhasil.

Namun sebaliknya, dirinya ingin memberi contoh bahwa tak mungkin ada pemimpin Indonesia yang bekerja dan sukses sendirian tanpa pondasi yang telah diletakkan pemimpin sebelumnya, sekecil apa pun itu.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler