Greenpeace: Masyarakat Berharap Industri Ikut Bertanggung Jawab Kurangi Penggunaan Plastik

25 Februari 2021, 19:57 WIB
Tumpukan sampah yang berserak di pesisir Pantai Kuta, Badung, Bali. /Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA

PR BEKASI – Sebagian besar masyarakat Indonesia mengharapkan industri ikut bertanggung jawab untuk pengurangan plastik dengan berinovasi memberikan alternatif yang lebih ramah bagi lingkungan.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh komunitas pemerhati lingkungan, Greenpeace Indonesia yang mengambil sampel di tiga kota besar di Indonesia.

Banyak masyarakat yang menilai bahwa produsen atau perusahaan punya kontribusi paling vital, dan ini diungkapkan atas dasar hambatan yang mereka alami selama ini.

Menurut peneliti Greenpeace Indonesia Afifah Rahmi Andini dalam diskusi virtual, dipantau dari Jakarta, Kamis, 25 Februari 2021, banya masyarakat yang tidak punya pilihan lain untuk menggunakan plastik.

Baca Juga: Ingin Lihat Rocky Gerung Debat dengan Jokowi, Iwan Fals: Mungkin Jadi Hiburan Sehat Masa Pandemi

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Sebut Kualitas Presiden Jokowi Sudah Relevan di Masanya

"Sebagian besar merasa 'terpaksa' memilih plastik sekali pakai karena hanya membeli apa yang disediakan oleh produsen," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Survei perilaku masyarakat terhadap sampah plastik itu dilakukan terhadap 623 orang yang berasal dari Jakarta, Medan dan Makassar.

Greenpeace Indonesia menggunakan metode survei online dan wawancara via telepon dalam periode 30 Oktober sampai 8 November 2020.

Ketika ditanya perihal pihak yang bertanggung jawab untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai, 55 persen responden menjawab distributor atau produsen sebagai pihak yang paling berperan.

Baca Juga: Dapat Warisan Mobil hingga Rumah Mewah, Bocah 8 Tahun Keturunan Madura Ini Jadi Miliarder di Arab Saudi

Selain itu, 23 persen menganggap masyarakat harus bertanggung jawab dan 22 persen memilih pemerintah.

Survei itu juga menemukan hampir 90 persen dari total responden setuju perusahaan harus bertanggung jawab dalam mengurangi kemasan plastik dan beralih ke kemasan non-plastik.

"Sebetulnya bila industri bisa menyediakan alternatif selain plastik dan lebih ramah lingkungan, mudah dan murah digunakan, mereka pasti dengan sendiri akan mengikuti,” kata Afifah Rahmi Andini.

“Sehingga publik juga berharap perusahaan turut mengambil perannya dalam mengurangi plastik," katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Istana Beri Dana Rp35 Triliun kepada GAR ITB untuk Hancurkan Din Syamsuddin?

Dalam kesempatan tersebut, Teti Armiati Argo dari SDGs Network Institut Teknologi Bandung (ITB) mengaku memang diperlukan inovasi untuk produk ramah lingkungan dengan harga tidak menjulang.

Sebab, dari sisi konsumen masih ada kecenderungan akan mau terlibat dalam perubahan perilaku kalau mendapatkan alternatif dengan nilai setara, bahkan lebih murah.

"Di dalam benak konsumen belum terlihat upaya bahwa untuk peduli lingkungan barangkali bayarannya bisa jadi lebih tinggi.” kata akademisi di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB itu.

Tetapi, yang kita bisa nikmati sebetulnya di luar produk itu sendiri, yaitu udara bersih dan tidak melihat sampah berserakan," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler