PR BEKASI - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay meragukan pernyataan sejumlah pihak yang menyebut bahwa kerumunan massa yang menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, NTT adalah murni spontanitas.
Pasalnya, Saleh Daulay melihat bahwa Jokowi membagi-bagikan suvenir kepada kerumunan massa yang menyambutnya. Itu artinya, suvernir itu sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh protokoler.
Hal itu disampaikan Saleh Daulay dalam acara "Dua Soal bertajuk "Ketika Presiden Disambut Kerumuan" pada Kamis, 25 Februari 2021.
"Kalau misalnya ini murni yang datang itu karena spontanitas, itu sebetulnya ada kritik juga. Kenapa kok ada barang yang bisa dibagi lansung?," kata Saleh Daulay, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Jumat, 26 Februari 2021.
"Berarti barang yang dibagikan itu sudah disiapkan oleh protokoler juga. Kalau gak ada yang disiapkan oleh protokoler, seharusnya presiden kan gak bisa bagi," sambungnya.
Meski demikian, Saleh Daulay menilai bahwa Jokowi tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas kejadian tersebut.
Baca Juga: SBY Tegas Sebut Namanya Aktor di Balik GPK-PD, Moeldoko: Jangan Menekan Saya!
"Dalam hal ini, tentu presiden tidak bisa kita salahkan. Tapi soal suvenir, itu pun yang disalahkan bukan presidennya. Kerena jangan-jangan protokoler yang menyiapkan, dan jangan-jangan sudah diagendakan sebagai bagian dari kegiatan," tutur Saleh Daulay.
Oleh karena itu, Saleh Daulay meminta pihak protokoler untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Nah karena itu, kalau Istana mau jujur menjawab kritik publik, silakan lakukan evaluasi secara total pada protokolernya. Jangan sampai terulang lagi," kata Saleh Daulay.
Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, Irma Suryani: Itu Tak Disengaja dan Tak Direncanakan
"Kalau terulang lagi, ini akan menjadi salah satu catatan yang tidak baik bagi kita semua. Karena presiden mengatakan, kita harus bebas dari Covid-19," sambungnya.
Menurutnya, keinginan Jokowi yang ingin segera menyelesaikan pandemi Covid-19 tidak akan terwujud, jika kejadian tersebut terulang lagi.
"Saya memahami betul bahwa banyak masyarakat yang antusias bertemu, salaman, dan selfie-selfie dengan Jokowi. Karena sebelum Covid-19, presiden selalu melakukan itu. Tapi di tengah Covid-19 ini, mestinya hal itu diatur, tidak seperti yang kita saksikan saat ini," tutur Saleh Daulay.
Menurutnya, kerumunan massa yang terjadi di NTT adalah contoh yang buruk, yang dikhawatirkan juga akan memancing kritik dari dunia internasional.
"Ini contoh buruk, dan bayangkan tidak hanya di nasional, kalau orang luar negeri melihat bagaimana? Banyak dunia internasional yang melihat itu," ujar Saleh Daulay.***