Sosiolog Tertawa Mudik Lebaran Dilarang Tapi Objek Wisata Boleh Buka: Kebijakan kayak 'Ingus'

3 April 2021, 21:25 WIB
Sosiolog Arief Munandar tertawa dengan keputusan pemerintah baru-baru ini soal mudik Lebaran 2021. /Instagram.com/bangariefm

PR BEKASI - Sosiolog Arief Munandar tertawa dengan keputusan pemerintah yang telah melarang masyarakat untuk mudik Lebaran 2021 tetapi tetap membuka seluruh objek wisata di Tanah Air.

Arief Munandar bahkan menganalogikan kebijakan yang diambil pemerintah saat ini seperti "ingus".

Hal tersebut disampaikannya melalui kanal YouTube Bang Arief, Sabtu, 3 April 2021.

"Karena selama ini kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 itu kayak ingus. Keluar sedot keluar sedot, maju mundur kayak setrikaan juga lah mirip, nah ini yang menyebabkan masyarakat menjadi frustasi," ucapnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari YouTube Bang Arief.

Baca Juga: Koboi Fortuner Duren Sawit Resmi Jadi Tersangka, Polisi: Dikenai Undang-Undang Darurat

Baca Juga: Wisata Baru bagi Warga Bekasi, Pemkab Mulai Bangun Taman Tematik Jepang di Kawasan MM2100 Cikarang 

Jadi tempat-tempat pariwisata di seluruh Indonesia hingga ke pelosok-pelosok, sambung Arief, tetap boleh buka selama Lebaran 2021.

"Kebayang ya kan lebaran lu tau lah, kalau lebaran ya mungkin hari pertama itu kita berkunjung ke sanak saudara dan maaf-maafan," ucapnya.

"Tapi kalau sudah mulai hari kedua dan seterusnya biasanya kan kita akan tumplak di tempat-tempat wisata, ya ke pantai lah, kebun binatang, taman safari, air terjun, dan ya segala macam tempat-tempat wisata," sambung Arief Munandar.

Walaupun Menparekraf Sandiaga Uno menyebut objek wisata yang dibuka akan memperketat protokol kesehatan (prokes), dirinya justru tertawa karena pada prakteknya yang terjadi biasanya sebaliknya.

"Kenapa gua ketawa, gua kebayang aja ini tempat wisata tumplak, berapa orang sih stafnya. Seketat dan serapih apasih prokes itu bisa diterapkan," tuturnya.

Baca Juga: Usai Tolak Kubu Moeldoko, Yasonna Laoly Tegaskan Bantah Kemenangan AHY untuk Bersihkan Nama Pemerintah

Baca Juga: Hadiri Pernikahan Aurel-Atta Sebagai Saksi, Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Jadi Sorotan 

Lagian, sambung Arief, ini merupakan kebijakan yang kontradiktif karena kalau orang gak boleh mudik tapi tempat wisata itu dibuka, siapa yang mau ke tempat wisata.

"Yang mau ke tempat wisata itu siapa? Nih gua misalnya dengan keluarga gua jalan-jalan ke Bandung, itu itungannya mudik atau berwisata, coba jelaskan," ucapnya.

"Di Bandung kan banyak tempat wisata dan gua boleh dong mengunjunginya, sekarang kan tempat wisatanya terbuka, gimana tuh memilahnya. Ini gua sama keluarga perjalanan mudik atau wisata?," sambungnya.

Menurutnya, kekisruhan dan kebijakan kontradiktif yang kerap dikeluarkan pemerintah berakar dari arah kebijakan rezim yang memang tidak pernah jelas.

"Tarik-tarikan antara apakah kita akan terlebih dahulu mengatasi krisis kesehatan atau mengatasi krisis ekonomi, ini tidak pernah clear ya, tarik-tarikan ini terus terjadi," tuturnya.

Baca Juga: Mendadak Beri Pesan Terbuka untuk Mahfud MD, Andi Arief: Hanya HRS dan Syahganda yang Diadili Secara Politik 

Tarik-tarikan ini, kata Arief Munandar, akibatnya berkaitan dengan persoalan penanganan Covid-19 yang tidak pernah selesai dan mengorbankan anggaran negara.

Akhirnya, sambung Arief, ratusan triliunan rupiah sudah dikeluarkan tapi penanganan Covid kita tidak kunjung benar.

"Sementara kita tahu belakangan ini kita semakin hari semakin khawatir karena kemudian ternyata muncul nih berbagai varian baru dari Covid yang kata para pakar lebih menular dan lebih mematikan," ucapnya.

Lebih lanjut, Arief menilai saat ini masyarakat telah frustasi dan apatis terhadap Covid-19 akibat pemerintah yang tidak konsisten memberikan arah.

Baru saat long weekend saja, ujar Arief, tiga hari doang, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu, 185 ribu kendaraan tercatat oleh Jasa Marga telah melewati gerbang tol meninggal Jakarta.

Baca Juga: Sebut Ada Paradoks dalam Isu Terorisme, Pengamat: Tangkap Pelaku KM 50 Susah, Ungkap Teroris Demikian Mudah 

Belum lagi yang menggunakan transportasi lain seperti pesawat dan kereta.

"Ini kan fenomena bahwa seolah-olah orang udah gak peduli Covid," tuturnya.

Akhirnya, tutup Arief, pemerintah memang perlu untuk berkoordinasi dengan baik antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga tidak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang satu dengan yang lainnya kontradiktif atau kemudian diralat dan diralat lagi.

"Gua ingin mengingatkan kepada pemerintah, menghadapi situasi yang kritikal seperti ini, trust masyarakat menjadi sangat penting dan trust itu tidak akan bisa terbangun kalau pemerintahnya maju mundur atau plin plan," tutup Arief Munandar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Bang Arief

Tags

Terkini

Terpopuler