Kritik Said Aqil yang Hanya Bicara Radikalisme, Christ Wamea: Sebagai Ulama Harusnya Ngomong Adem dan Sejuk

7 April 2021, 17:44 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea mengkritik KH Said Aqil Siradj yang sering berbicara soal radikalisme sejak menjadi Komisaris Utama PT KAI. /Twitter.com/@PutraWadapi

PR BEKASI - Tokoh Papua Christ Wamea mengkritik Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang menurutnya menjadi lebih sering berbicara soal radikalisme semenjak diangkat menjadi Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Christ Wamea mengatakan, narasi yang disampaikan Said Aqil Siradj terkesan menilai bahwa Islam merupakan sumber radikalisme.

"Semenjak diangkat menjadi Komut KAI Pak Said Aqil kok ngomongnya hanya radikalisme. Narasi-narasi beliau seakan-akan apa yang dilakukan di Islam adalah sumber radikalisme," kata Christ Wamea, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @PutraWadapi, Rabu, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Dituduh Selingkuh dengan Mikhavita Wijaya, Hotma Sitompul: Bams dan Ibunya Jahat, Nanti Saya Buka Semua

Baca Juga: Desiree Tarigan Mengaku Tak Dinafkahi, Hotma Sitompul: Saya Buktikan, Setiap Bulan Saya Kirim Ratusan Juta

Baca Juga: Nikahan Atta-Aurel Dihadiri Jokowi, Haikal Hassan: Nikahan Putri Ulama, Ulamanya Dikejar-kejar Bak Teroris

Christ Wamea menilai, seharusnya Said Aqil Siradj berbicara dengan sejuk seperti selayaknya tokoh ulama, agar tidak terjadi salah penafsiran oleh generasi muda.

"Sebagai tokoh dan ulama itu ngomongnya harus adem dan sejuk biar tidak salah diinterpretasi oleh generasi muda," kata Christ Wamea.

Sebelumnya, Said Aqil Siradj mengatakan bahwa ajaran Wahabi dan Salafi merupakan salah satu pintu masuk terorisme di Indonesia.

Hal itu disampaikan Said Aqil Siradj dalam webinar bertajuk "Mencegah Radikalisme dan Terorisme Untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial" yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama pada Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Ungkap Alasan Banyak Kepala Daerah Korupsi, KPK: Gaji Terlalu Kecil dan Tak Sepadan dengan Tanggung Jawab

"Kalau kita benar-benar sepakat, satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan atau menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya dong yang harus dihadapi. Benihnya, pintu masuk yang harus kita habisin. Apa? Wahabi. Ajaran Wahabi itu pintu masuk terorisme," kata Said Aqil Siradj.

Meski demikian, Said Aqil Siradj menjelaskan bahwa ajaran Wahabi bukan terorisme, tetapi pintu masuk terorisme karena ajarannya dianggap ajaran ekstrim.

"Wahabi bukan terorisme tapi pintu masuk. Kalau sudah wahabi, ini musyrik, ini bidah, ini gak boleh, ini sesat, ini kafir," kata Said Aqil Siradj.

"Itu langsung satu langkah lagi, sudah halal darahnya boleh dibunuh. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi. Wahabi dan Salafi adalah ajaran ekstrim," sambungnya.

Baca Juga: Makin Dikenal dan Eksis di TV karena Kasus Video Syur, Nobu: Bukan Keinginan Saya untuk Tenar Seperti Ini

Said Aqil Siradj mengatakan, aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, menunjukkan bahaya laten terorisme masih mengancam Indonesia.

Menurutnya, bahaya laten yang dihadapi Indonesia, bukan lagi paham komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI), melainkan terorisme dan radikalisme.

"Mohon maaf, saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita ini," ujar Said Aqil Siradj.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler