Wamenlu Sarankan Fokus pada Keuangan Syariah, HNW: Semoga Tidak Dibully Kadrun dan Dituduh Radikal

7 April 2021, 21:37 WIB
Hidayat Nur Wahid berharap Wamenlu tak dirundung sebagai kadrun atau radikal karena menyarankan D-8 berfokus pada industri halal dan keuangan syariah. /ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso//

PR BEKASI - Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024, Hidayat Nur Wahid, menyampaikan kalau dia berharap Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar tidak menjadi bahan rundungan dengan disebut sebagai kadrun atau dituduh radikal.

Hal itu lantaran Mahendra Siregar telah menyarankan supaya delapan negara berkembang, yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim, agar berfokus pada industri halal dan keuangan syariah untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Karena itu, dengan usulan yang dikemukakan oleh Mahendra, Hidayat Nur Wahid menyatakan semoga ide itu tak menjadikannya dikatakan radikal.

Baca Juga: Belanja Online Jelang Idul Fitri 1442 H, Pemerintah Siapkan Rp500 Miliar untuk Subsidi Ongkir

"Semoga Pak Mahendra Siregar, Wamenlu RI, tidak dibully sebagai KADRUN dan dituduh sebagai RADIKAL," kata Hidayat Nur Wahid, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @hnurwahid pada Rabu, 7 April 2021.

"Karena sudah berani terbuka menyarankan agar 8 Negara Anggota D8 yg mayoritas penduduknya Muslim, untuk fokus pada industri HALAL dan keuangan SYARIAH, demi mendorong pertumbuhan ekonomi,"sambungnya.

Lebih lanjut, dalam Sesi Pertemuan ke-17 Dewan Menteri-Menteri D-8, Mahendra Siregar menyebut D-8 perlu mendorong pemulihan ekonomi dengan fokus terhadap keunggulan bersama.

Baca Juga: Kafe hingga Supermarket Wajib Bayar Royalti jika Putar Lagu, Fiersa Bersari: Musikus Memperjuangkan Haknya

Dia mengatakan, sebagai wadah dari negara-negara terdepan di dunia muslim, maka negara-negara yang tergabung dalam D-8 perlu untuk mengembangkan keunggulannya, yakni industri halal dan keuangan syariah.

Wamenlu juga membahas Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ke-8 negara anggota yang mencapai dana gabungan sebesar 4 triliun dolar AS atau 5 persen dari PDB global.

Total perdagangan D-8 pun mencapai 1,6 triliun dolar AS atau 4,5 persen dari total perdagangan global.

Baca Juga: Fasilitas Daur Ulang Limbah Botol Plastik Pertama Akan Hadir di Cikarang

"Bayangkan apabila kita dapat mengarahkan potensi ini untuk mendukung industri halal, keuangan Syariah, dan ekonomi Syariah," ujarnya.

Dikatakan olehnya, negara-negara D-8 perlu untuk melaksanakan beberapa inisiatif demi mendorong kerja sama ekonomi dalam lingkup kelompok ke arah tersebut.

"Kita juga perlu mengembangkan kemandirian terhadap industri halal kita dengan membangun pusat dan zona industri halal dalam D-8," ucap Mahendra, sebagaimana dikutip dari Antara.

Karena itu, dengan berfokus kepada keunggulan bersama yang disebutnya itu, dia merasa yakin D-8 akan dapat mencapai tujuan dan menjadi pusat penggerak ekonomi pada tahun 2050 mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, Mahendra juga membicarakan perihal pentingnya peran D-8 dalam mempromosikan multilateralisme vaksin Covid-19.

Selain itu, perlunya membangun kemandirian dalam merespon pandemi.

"Marilah kita membuat momentum untuk mengalahkan pandemi, untuk menggerakkan kembali ekonomi kita dan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan mulia kita 24 tahun lalu." kata Mahendra Siregar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: twitter @hnurwahid

Tags

Terkini

Terpopuler