IDI Sebut Mutasi Virus Corona Eek atau E484K Bisa Lebih Mudah Menginveksi Orang yang Sudah Divaksin

8 April 2021, 14:57 WIB
Zubairi Djoerban beberkan fakta mutasi virus corona Eek atau E484K. /

PR BEKASI – Ketua Satuan Tugas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban membeberkan fakta-fakta dari virus corona varian Eek atau mutasi E484K.

Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa E484K menjadi perhatian para ahli lantaran mudah menginfeksi penyintas Covid-19 dan dianggap kebal vaksin.

“E484K ini dianggap membantu virus korona menghindari antibodi sehingga lebih mudah menginfeksi penyintas Covid-19 dan orang yang sudah divaksinasi,” kata Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi, Kamis, 8 April 2021.

Baca Juga: Gelar Miss Papua Nugini Lucy Maino Dicabut Usai Video Goyangannya di Tiktok Dianggap Tak Senonoh Viral

Zubairi Djoerban menyampaikan bahwa BBC menjuluki E848K sebagai mutan ganda.

“Pasalnya, E848K ini mengandung tidak hanya satu, tetapi dua mutasi mengkhawatirkan dalam komposisi genetiknya yang telah diidentifikasi U.S. Centers for Disease Control and Prevention,” ucap Zubairi Djoerban.

Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa dalam sebuah pengujian di laboratorium, E484K terbukti membantu virus corona menghindari antibodi yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya.

Baca Juga: 99 Persen Biaya Pindah Ibu Kota Pakai Duit Swasta, Fadjroel: Sudah Direncanakan Jokowi Sejak Periode Kedua

“Sehingga membuatnya kurang rentan terhadap obat antibodi, termasuk vaksin,” tuturnya.

Zubairi Djoerban mengatakan bahwa E484K ini merupakan mutasi varian P1, yang diketahui memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi pada anak muda.

Setidaknya ada tiga tiga varian yang kini jadi perhatian para ahli. Pertama B117 dari Inggris, B1351 di Afrika Selatan, dan yang terbaru P1 dari Brasil.

“E484K ini juga sudah ada dalam variant of concern (VOC)-nya WHO per 1 April 2021, dan juga VOC nya "Center of Disease Control (CDC)" Amerika Serikat per 24 Maret 2021,” ucapnya.

Baca Juga: Merasa Difitnah karena Dituduh Selingkuh, Desiree Tarigan: Apakah Masuk Akal? Saya Sudah Lama Menopause

Perlu diketahui bahwa di Indonesia sendiri, E484K telah terdeteksi sejak Februari 2021 di Jakarta saat pemeriksaan oleh Lembaga Eijkman.

Kendati E484K disebut kurang rentan terhadap antibodi dan lebih kebal vaksin.

“Saya masih menunggu hasil lanjutan dan bagaimana efeknya terhadap vaksin yang selama ini beredar,” tuturnya.

Baca Juga: Taufik Damas Tanyakan Cara Negara Bayar Utang, Staf Khusus Menkeu Sri Mulyani Berikan Jawaban

Oleh karena itu, Zubairi Djoerban mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

“Yang jelas, tetap pakai masker, cuci tangan memakai sabun dan air mengalir, plus menjaga jarak” ujarnya.

“Bismillah kita bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan benar, dan semoga penjelasan ini tidak dianggap fear mongering,” tutur Zubairi Djoerban.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler