PR BEKASI - Komisaris Pelindo I, Irma Suryani Chaniago, mengatakan bahwa terkait dengan polemik yang terjadi di PT Pelni, dia menyebutkan tiga hal yang menjadi sorotan.
Hal yang pertama adalah, ditegaskan Irma Suryani, tidak ada pernyataan dari PT Pelni yang mengatakan kalau ustaz-ustaz yang dibatalkan kajiannya itu radikal.
Sementara yang kedua, Irma Suryani mengungkapkan BUMN tidak pernah melarang pengajian dan memberikan ceramah di masjid-masjid.
Baca Juga: Fadli Zon Ingatkan BUMN Jangan Rekrut Buzzer, Irma Suryani: Itu Gak Benar, Jangan Menuduh-nuduh!
"Itu juga tidak, itu hoaks dan bohong itu fitnah," katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube TvOne pada Rabu, 14 Maret 2021.
Dia melanjutkan, yang ketiga dan perlu digaris bawahi adalah, BUMN di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir justru mengadakan kerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam melaksanakan pengajian keagamaan, kajian-kajian, dan yang sebagainya.
Sebab, dia menjelaskan, BUMN mempunyai tagline yang berkaitan dengan akhlak. Selain itu, Erick Thohir memerintahkan seluruh direksi BUMN untuk memperbaiki semua mushola.
Kebijakan tersebut agar mushola dapat dipergunakan oleh semua umat Islam yang menjadi pegawai BUMN, untuk bisa mendapatkan kajian-kajian Islam, serta pengajian-pengajian di setiap mushola BUMN.
Irma Suryani sekali lagi menegaskan tidak pernah ada larangan sama sekali.
"Sebenarnya itu ada masalah internal, harus dibedakan, jangan digoreng-goreng menjadi satu kasus, menjadi satu kegaduhan-kegaduhan itu nggak pantas, apalagi ini menjelang saat bulan suci Ramadhan," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam menghadapi masalah ini alangkah baiknya jika melakukan tabayyun terlebih dahulu.
Dia juga bersyukur telah mendapatkan pencerahan, bahwa sebenarnya radikalisme itu ada yang positif dan ada juga yang negatif terhadap agama.
"Jadi kalau dikatakan Pelni mengatakan ustaz-ustaz yang kemarin itu radikal, itu sebenarnya nggak ada. Ini sebenarnya miss komunikasi internal," katanya.
Irma Suryani mengungkapkan hal yang diketahuinya dari pembicaraan antara komisaris adalah, ada miss komunikasi antara penyelenggara dan direksi, terkait dengan nama-nama yang akan mengisi ceramah.
Mereka yang menjadi penyelenggara acara tidak melakukan komunikasi dan koordinasi terlebih dahulu kepada direksi.
Sehingga akhirnya, kabar dibatalkannya tiba-tiba menjadi viral dan menimbulkan masalah. Sebab itu, ini adalah masalah internal, yang menjadi masalah ketika menjadi viral di media sosial.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah DKI Jakarta dan Sekitarnya Ramadhan 2021: Hari Kedua, 14 April 2021
"Dan ada juga, saya juga ingin menyampaikan kepada teman-teman komisaris, sebaiknya kita sebagai komisaris juga harus bersikap bijak," katanya.
Dia menyarankan untuk tidak berbicara sembarangan kepada publik, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kegaduhan yang multi tafsir.
"Ini yang sebenarnya tidak boleh terjadi," kata Irma Suryani Chaniago.***