PR BEKASI - Komisaris Pelindo I Irma Suryani Chaniago mengatakan bahwa PT PELNI tidak pernah menuduh radikal para penceramah di kajian Ramadhan yang dibatalkan beberapa waktu lalu.
Irma Suryani menegaskan, kabar yang menyebut PT PELNI menuduh para penceramah tersebut radikal adalah hoaks.
Hal itu disampaikan Irma Chaniago saat menjadi narasumber di acara "Catatan Demokrasi" bertajuk "Stempel Radikal, Ulama Dicekal" pada Selasa, 12 April 2021.
"PELNI tidak pernah menyatakan ustaz-ustaz tersebut radikal. BUMN tidak pernah juga melarang pengajian dan ceramah-ceramah di masjid-masjid. Itu hoaks dan bohong, itu fitnah," kata Irma Suryani, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 14 April 2021
Irma Suryani menjelaskan bahwa pembatalan kajian Ramadhan beberapa waktu lalu terjadi karena adanya miskomunikasi internal.
"Ini sebenarnya miskomunikasi internal, yang saya tahu, yang kami komunikasikan dengan sesama komisaris, bahwa ada miskomunikasi antara penyelenggara dan direksi terkait nama-nama yang akan mengisi ceramah. Itu yang terjadi," tutur Irma Suryani.
Lebih lanjut, Irma Suryani menjelaskan bahwa pihak-pihak penyelenggara acara tersebut tidak melakukan komunikasi dengan direksi.