PR BEKASI - Tokoh asal Papua Christ Wamea menanggapi isu-isu publik yang saat ini santer dibicarakan oleh khalayak.
Dia menyebut beberapa isu yakni tentang frasa agama yang akan dihilangkan, Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dihilangkan.
Kemudian nama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) hilang dari Kamus Sejarah RI Kemendikbud dan maraknya penistaan agama.
Christ Wamea bahkan mengira isu-isu di atas merupakan tanda kebangkitan komunis di Indonesia.
Baca Juga: Akui Susahnya Dekati Putri Delina, Nathalie Holscher: Muka Dia Jutek Banget ya Ampun
"Frasa agama mau dihilangkan. Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dihilangkan. Tokoh NU dihilangkan dari sejarah. Penistaan agama yang marak," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @PutraWadapi, Rabu, 21 April 2021.
Sebelumnya, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan baru merilis kamus sejarah RI yang memuat sejumlah tokoh nasional.
Walaupun demikian, kamus sejarah Kemendikbud menjadi sorotan publik lantaran nama KH Hasyim Asy'ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tidak tercantum.
Sementara itu, nama sejumlah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti Semaoen dan Dipa Nusantara (DN) Aidit.
Sejumlah warga NU kemudian memprotes hal tersebut, termasuk Ketua Umum NU Circle Gatot Prio Utomo atau Gus Pu.
Menurut Gus Pu, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah.
Baca Juga: Baru Menjabat Lagi, Presiden Chad Deby Idriss Tewas saat Perang Lawan Pemberontak
Pasalnya, foto KH Hasyim Asy'ari terdapat pada kamus Jilid I Nation Formation (1900-1950), tetapi secara alfabetis KH Hasyim Asy'ari tidak ditemukan.
Oleh karena itu, Gus Pu menilai hal tersebut berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya.