PR BEKASI - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany membela Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang akhir-akhir ini mendapat banyak kritikan dari publik terkait PP SNP hingga Kamus Sejarah Indonesia.
Tsamara Amany menilai, di tengah panasnya isu reshuffle kabinet, kritik terhadap Nadiem Makarim pun semakin menajam dan semakin menimbulkan keriuhan politik.
"Isu reshuffle kabinet yang beredar di media seminggu ini menghasilkan keriuhan politik, salah satunya serangan tajam kepada Mendikbud Nadiem Makarim," kata Tsamara Amany di Jakarta, Rabu, 21 April 2021, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Menurut Tsamara Amany, kritik publik terhadap Nadiem Makarim semakin bertambah setelah hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah Indonesia.
"Terakhir Nadiem dituduh menerbitkan buku Kamus Sejarah yang tidak mencantumkan pahlawan nasional yang juga pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari," kata Tsamara Amany.
Tsamara Amany lantas menjelaskan bahwa Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud tersebut dibuat pada era mantan Mendikbud Muhadjir Effendy, dan kamus tersebut pun belum dicetak.
"Pertama, fakta menunjukkan buku Kamus Sejarah itu dibuat pada tahun 2017 ketika Mendikbudnya Muhadjir Effendy, bukan Nadiem Makarim," kata Tsamara Amany.
"Kedua, sesuai dengan keterangan resmi Kemendikbud, Kamus Sejarah itu masih berupa draf dan oleh karena itu belum dipublikasi," sambungnya.
Oleh karena itu, Tsamara Amany meminta sejumlah pihak untuk tidak menyerang dan menzalimi Nadiem Makarim hanya untuk kepentingan politik semata.
"Maka, setop serang dan zalimi Mas Menteri Nadiem Makarim demi kepentingan politik jangka pendek," ujar Tsamara Amany.
Tsamara Amany juga mengimbau publik untuk menyampaikan kritik yang bersifat konstruktif dan bukan fitnah terhadap Nadiem Makarim.
"Mas Menteri tentu saja tidak sempurna. Kritik boleh saja bahkan dianjurkan. Tapi kritiklah dengan substansi yang kuat untuk perbaiki dunia pendidikan kita, bukan kritik yang menjurus kepada fitnah," tutur Tsamara Amany.
Di sisi lain, Tsamara Amani menduga ada pihak yang sengaja membocorkan draf Kamus Sejarah Indonesia itu ke publik, sehingga dirinya meminta pihak terkait untuk mengusut dugaan tersebut.
"Selain itu, pelaku pembocoran draf Kamus Sejarah yang kemungkinan besar dilakukan dari dalam tubuh birokrasi Kemendikbud harus diusut tuntas," kata Tsamara Amany.***