PR BEKASI - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman menanggapi komentar yang diberikan oleh Ali Mochtar Ngabalin terkait pengurus masjid yang melarang pemakaian masker di masjid di Bekasi.
Habiburokhman menyebut saran dari Ali Mochtar Ngabalin untuk mempidanakan pengurus masjid Al Amanah tersebut terlalu galak.
Selain itu, dibanding memberikan hukum pidana seperti yang disarankan Ali Mochtar Ngabalin, Habiburokhman menyarankan untuk memberi edukasi pada pengurus masjid.
Baca Juga: Ustaz Halim Ambiya Diliput Media Asing, Ajak Anak Jalanan Ibukota Kembali ke Jalan-Nya
"Galak amat bang, kalau saran saya lebih baik edukasi," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari @habiburokhman pada Selasa, 4 Mei 2021.
Dia melanjutkan, bahwa selain memberi edukasi, pengurus masjid itu juga diberi pencerahan agar kejadian yang sama tak terulang lagi ke depannya.
"Diberi pencerahan agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," tuturnya.
Baca Juga: Resep Fu Yung Hai, Hanya Bermodal Telur dan Sayuran, Mudah Dibuat dan Cocok untuk Sahur atau Berbuka
"Jangan sedikit-dikit pidana," sambung Habiburokhman.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) tersebut mengatakan bahwa sebagai pembelajaran pada yang lain di masa pandemi maka pengurus masjid Al Amanah seharusnya dipidana.
Dia menyampaikan bahwa, bisa saja masih banyak pengurus masjid yang bersikap seperti itu.
Baca Juga: Update Covid-19 India Hari Ini: 20 Juta Kasus Positif di Tengah Krisis Kesehatan
"Boleh jadi DKM yang terpapar seperti ini banyak di negeri kita," kata Ali Mochtar Ngabalin.
Maka dari itu, dia menilai DMI harus bekerja keras dan terus mengawasi dengan ketat.
Sebab, menurutnya DKM yang bertindak seperti itu menjadi sumber dari penyebaran kebencian pada pemerintah dan negara.
Dia pun sempat mengomentari apresiasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan kisruh tersebut berakhir damai.
"Santun amat, Pak Tua ini menanggapi kisruh jama'ah yang dilarang bermasker oleh DKM Al Amanah," kata Ngabalin.
Dia pun mendoakan agar setelah Ramadhan usai nanti tetap baik-baik saja dan lurus pandangannya terkait pemberlakuan protokol kesehatan.
"Ingat ada Haji "TOMAT"? Pergi haji berTobat, balik Jakarta kuMAT lagi kelakuannya," tuturnya.***