Khawatirkan Masyarakat Saat Ini, Taufik Damas ke Jokowi: Sampai Kapan Keterbelahan Ini Pak?

10 Mei 2021, 12:25 WIB
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas mempertanyakan kepada Jokowi mengapa hingga saat ini masyarakat Indonesia terbelah. /Twitter/@TaufikDamas

PR BEKASI - Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas, menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa dia termasuk ke bagian  pendukungnya.

Meski sebagai pendukung, dia menyatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sudah sangat terbelah.

Dia pun menanyakan sampai kapan keterbelahan tersebut akan berlangsung.

"Tapi rakyat Anda sudah sedemikian terbelah. Sampai kapan keterbelahan ini, Pak?" sambungnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @TaufikDamas pada Senin, 10 Mei 2021.

 

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp2,4 Juta Cair Habis Lebaran, Segera Daftar dan Cek Nama di kemnaker.go.id 

Taufik Damas mengaku sebagai pendukung Jokowi dan menanyakan kenapa masyarakat Indonesia terbelah. Twitter/@TaufikDamas

Awalnya, Taufik Damas mengakui kalau dia adalah salah satu pengagum Jokowi.

"Saya termasuk pengagum Anda. Anda orang baik," kata Taufik Damas menautkan twitnya kepada Jokowi.

Pernyataan mengenai fenomena "terbelahnya" masyarakat Indonesia tersebut ia sampaikan sebagai upaya menanggapi berbagai polemik yang turut membawa nama Presiden Jokowi.

 

Sementara itu, salah seorang netizen menanggapi twit yang diunggah oleh Taufik Damas tersebut.

Baca Juga: BLT UMKM Rp1,2 Juta Akan Cair Awal Mei 2021, Berikut Cara Cek Nama Penerima di banpresbpum.id 

Netizen tersebut menganggap apa yang disampaikan olehnya itu kurang elok dan sensitif.

"Maaf Ustaz, topik ini kurang elok, terlalu sensitif bagi masyarakat kita saat ini," ujarnya.

Netizen itu mengatakan kalau dia memerlukan sosok ustaz yang dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terbiasa berbuat baik.

Namun pernyataan tersebut dibalas oleh Taufik Damas ketika diminta untuk terbiasa berkata baik dengan tulus ikhlas yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Soroti Jokowi usai Pidato Bipang Ambawang, Mardani Ali Sera: Presiden Terjebak Dipermalukan Pembantunya 

"Cari ustaz yang lain," kata Taufik Damas.

Sebelumnya, dia juga menyampaikan bahwa dalam sejarah tidak ada penguasa yang menginginkan rakyatnya menjadi pintar.

"Dalam sejarah, tidak ada cerita penguasa pengen rakyatnya pintar. Eh," ujar Taufik Damas.

Lebih lanjut, seperti yang terjadi saat ini, fenomena penyebutan istilah 'cebong-kadrun' sendiri tak pernah lepas semenjak Pemilihan Presiden 2019 berakhir.

Baca Juga: Polemik Pidato Jokowi Soal Bipang Ambawang, Roy Suryo: Sudahlah Maafkan, Presiden Juga Manusia 

Masih banyak masyarakat yang saling menuduh dan memberikan istilah tersebut kepada orang yang pro atau kontra pemerintah tanpa tedeng aling-aling.

Fenomena tersebut semakin terlihat jelas dengan berbagai isu yang terjadi beberapa waktu terakhir ini.

Seperti saat demo UU Cipta Kerja pada Oktober lalu atau saat menanggapi polemik yang terjadi pada Habib Rizieq Shihab serta para anggota KAMI dan aktivis yang dilaporkan dan ditahan.

Namun, yang baru-baru ini terjadi adalah isu dari Bipang Ambawang, yang cukup menjadi bahan kontroversi di ranah media sosial.

Baca Juga: Sebut PKI Terlihat Jelas dari Jokowi Usai Promosikan Babi Panggang, Gus Najih: Innalillahi 

Tak sedikit yang mempertanyakan maksud dari Jokowi mengajak masyarakat membeli online makanan seperti Bipang Ambawang, di saat membicarakan larangan mudik.

Mereka yang kontra menyebut kalau Jokowi telah melakukan promosi, terlebih saat akun dari Bipang Ambawang sendiri mengunggah video di saat dia mengucapkan pernyataan tersebut.

Hal yang menjadi kontra kemudian adalah momen dilontarkannya perkataan tersebut yang terjadi di saat mendekati momentum Idul Fitri.

Akan tetapi, tak sedikit juga yang pro dengan mengatakan kalau Indonesia tak hanya terdiri dari satu ragam agama atau budaya saja.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler