PR BEKASI - Pengakuan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal partainya yang memiliki ideologi berbeda dengan PKS dan Partai Demokrat mengundang kontroversi dari berbagai pihak.
Hasto menegaskan bahwa PDIP yang dikepalai Megawati Soekarnoputri akan sangat sulit bekerja sama dengan PKS dan Partai Demokrat karena memiliki basis ideologi yang berbeda.
Akibat komentar Hasto tersebut, PDIP kini dipandang publik sebagai partai yang mengeklaim dirinya sebagai partai yang paling ideologis.
Namun, pakar perilaku sosial, Arief Munandar sama sekali tidak setuju dengan anggapan publik terhadap PDIP tersebut.
"Sangat tidak setuju dan sangat tidak percaya terhadap pernyataan Hasto yang secara tidak langsung mengatakan bahwa PDIP adalah partai paling ideologis," kata Arief Munandar seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief, Kamis, 3 Juni 2021.
Menurutnya, PDIP tidak bisa dikatakan sebagai partai ideologis karena para kadernya telah melakukan kejahatan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
"PDIP, kader-kadernya melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah Indonesia," kata Arief Munandar.
Baca Juga: PDIP Ancam Singkirkan Ganjar Pranowo Jika Berani Melawan Megawati, Arief Munandar: Seru Juga Ini
Arief pun kemudian menjelaskan salah satu kasus korupsi terparah yang dilakukan oleh salah satu kader PDIP yang juga mantan Menteri Sosial, Juliari P Batubara.
"Ya lu bayangin aja gimana nggak, kader PDIP paling tidak seorang yang sudah tertangkap dan jadi tersangka, yaitu Juliari P Batubara melakukan korupsi bansos di Kementerian Sosial ketika dia jadi Mensos," katanya, melanjutkan.
"Lantas yang namanya Kemensos lewat bansos itu hadir untuk apa? Jelas melaksanakan amanah dari konstitusi, salah satu amanah yang paling penting itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia," kata Arief Munandar.
"Kita tahu ya begitu banyak rakyat yang masih berada di bawah garis kemiskinan dan menghadapi persoalan-persoalan sosial ekonomi yang berat. Apalagi ketika dihantam pandemi Covid-19," kata Arief Munandar, menambahkan.
Maka dari itu, Arief mengaku heran sebengis apa seseorang sehingga bisa melakukan hal sekeji itu.
"Lu bayangin betapa teganya kader-kader PDIP melakukan korupsi terhadap dana bansos yang merupakan hak dari rakyat jelata," ucap pakar perilaku sosial tersebut.
"Sehingga ketika PDIP mengeklaim sebagai partai ideologis dan partai wong cilik, ya kita harus mempertanyakan itu. Kita harus menggugat dengan mengatakan are you sure? Anak-anak sekarang pasti akan mengatakan, sumpeh lu?," kata Arief Munandar.
Hal senada juga disampaikan oleh analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
Menurut Ubedilah, pernyataan Hasto justru memuat PDIP seolah tengah membuat batasan-batasan demi mendapatkan kekuasaan di tahun 2024 mendatang.
Apalagi, Ubaedillah juga tau bahwa PDIP menyatakan tidak akan berkoalisi dengan dua partai, yaitu Demokrat dan PKS.
Namun, kata dia, alasan yang diutarakan Hasto mengenai hal ini justru memperjelas corak partai yang tidak ideologis.
Sebab menurut pengamatannya, kepemimpinan PDIP cenderung mengamini praktik pragmatisme kekuasaan dan perilaku koruptif, bahkan menurutnya terjadi dimana-mana.
Baca Juga: Arief Munandar: yang Namanya Negara Zionis Israel Ini Memang Sama Sekali Tak Bisa Dipercaya
“Mereka melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah, karena melakukan korupsi uang bantuan sosial (bansos) yang seharusnya untuk orang miskin,” kata Ubedilah.
Dari situ, Ubedilah memandang PDIP bukan partai yang ideologis. Sehingga, fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa koalisi yang dibangun PDIP bukanlah koalisi ideologis, tetapi koalisi pragmatis.
“Jadi tidak layak jika PDIP mengklaim sebagai partai ideologis lalu membangun koalisi Pilpres 2024 dengan basis ideologis, sementara koalisi capres lain dinilai tidak ideologis,” katanya.***