PR BEKASI - 500 informasi hoaks tentang Covid-19 berhasil di jaring Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau.
Ratusan hoaks yang beredar di masyarakat rata-rata adalah hoaks tentang vaksin dan vaksinasi Covid-19.
Adapun isian dari hoaks vaksin tersebut mengakibatkan penerima, terutama orang tua dan lansia menolak untuk divaksin.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi melalui keterangan pers, di Pekanbaru, Senin, 21 Juni 2021.
"Terutama hoaks bertujuan negatif yang dampaknya mengakibatkan orang tua atau lansia dan orang komorbit tidak mau divaksin," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.
Yovi menjelaskan, perlunya tindakan meluruskan informasi hoaks yang sudah terlanjut menyebar terkait vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Deretan Hoaks soal Pembatalan Haji 2021, Mulai dari Kuota hingga Dana Haji
Sebaran informasi hoaks tentang vaksin tersebut tak tersaring di grup Facebook, WA, dan pesan berantai.
"Modelnya macam-macam, ada yang mengatakan kalau divaksin tidak boleh dibius, akan tetapi tidak mungkin orang sakit gigi tidak dibius, tentu sakit. Ini tidak benar," tuturnya.
Selain itu, hoaks tentang setelah divaksin harus meminum air kepala agar vaksinya tidak bereaksi.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Bantah Kabar Istri Siri: Insya Allah Hoaks, Umi Pipik dan Uje adalah Guru Saya
Sementara itu, di Provinsi Riau, pemerintah setempat menggunakan vaksin Sinovac untuk vaksinasi.
"Vaksin Sinovac secara umum efektifitasnya 67 persen," katanya.
"Efektifitas vaksin akan terbentuk antibodi setelah 28 hari vaksin kedua. Jadi kalau ada hoaks, saya sudah vaksin pertama, kok kena Covid-19. Tentu wajar karena belum ada antibodi yang terbentuk maksimal," sambungnya.
Yovi mengibau kepada masyarakat, walaupun sudah vaksin pertama dan kedua harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
Lantas, jangan berpikir setelah divaksin bisa semaunya tanpa mematuhi protokol kesehatan, kata dia.***