Megawati Sedih Jokowi Disebut Gagal, Natalius Pigai: Jika Presiden Kerja Benar, Tak Mungkin 120.000 Orang Mati

22 Agustus 2021, 06:19 WIB
Natalius Pigai menilai, jika kerja Jokowi sebagai presiden benar, maka tidak mungkin 120.000 orang mati akibat pandemi Covid-19. /Instagram.com/@natalius_pigai

PR BEKASI - Aktivis HAM Natalius Pigai memberikan tanggapan terkait pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri, yang mengaku sedih karena banyak orang menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal.

Natalius Pigai mengatakan bahwa Presiden Jokowi punya kewajiban dan tanggung jawab mutlak untuk selamatkan rakyat.

Oleh karena itu, menurut Natalius Pigai, jumlah korban jiwa akibat Covid-19 tak akan sebanyak saat ini, jika kerja Presiden Jokowi benar.

Baca Juga: 34 TKA China Masuk Indonesia Saat PPKM, Natalius Pigai: Pemerintahan Jokowi Sudah Ciptakan Kegaduhan Publik

"Tiap kepala negara punya kewajiban dan tanggung jawab mutlak untuk selamatkan rakyat. Jika presiden kerja benar maka tidak mungkin 120.000 orang mati," kata Natalius Pigai, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @NataliusPigai2, Minggu, 22 Agustus 2021.

Natalius Pigai lantas menyoroti pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut, pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga negara lain, dan negara lain pun alami jumlah kematian yang tinggi.

"Ibu Mega, 'negara lain juga kematian tinggi'. Iya benar, tapi itu urusan mereka. Dunia ini bukan satu negara, tiap negara berdaulat," kata Natalius Pigai.

Tangkapan layar cuitan Natalius Pigai soal pernyataan Megawati Soekarnoputri./ Twitter @NataliusPigai2

Baca Juga: SBY Akui Bangga Jadi Presiden RI: Saya Bangga Tidak Satu Orang pun yang Bisa Mendikte Saya

Natalius Pigai pun menjelaskan bahwa Konsitusi HAM Dunia amanatkan negara bertanggung jawab atas HAM warga.

"Jika kepala negara memahami esensi bernegara, maka seberapa efektifkah upayanya melindungi warga," kata Natalius Pigai.

Terakhir, Natalius Pigai mengatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak bisa dihindari, tapi kematian banyak warga adalah kelalaian negara.

"Pandemi tidak bisa dihindari, tapi 120.000 yang mati adalah kelalaian menyebabkan kematian dan pelanggaran HAM by Omission," ujar Natalius Pigai.

Baca Juga: Pakar Imbau Rakyat Tak Galang Simpatisan Konflik Afghanistan-Taliban: Jangan Sampai Rusak Persatuan Indonesia

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa dirinya sangat sedih ketika banyak orang menjelek-jelekkan Jokowi dan menyebut pemerintah gagal.

"Saya sangat sedih kalau banyak orang yang sepertinya menjelekkan Pak Jokowi. Pak Jokowi gagal. Pemerintah kita gagal," kata Megawati Soekarnoputri, Rabu, 18 Agustus 2021.

Megawati Soekarnoputri pun mengatakan bahwa dirinya ingin setiap orang yang mengkritik Jokowi datang baik-baik dan menjelaskan di mana letak kegagalan pemerintah.

"Saya hanya ingin orang itu sebenarnya datang baik-baik bertemu Pak Jokowi, dan mengatakan kegagalannya di mana, dan konsep dari orang itu supaya tidak gagal seperti apa," tutur Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Ngabalin Imbau Rakyat Tak Terprovokasi Isu Taliban Sudah Berubah: Ingat, Dia Masih Teroris Internasional

Lebih lanjut, Megawati Soekarnoputri mengaku sering menangis ketika melihat Jokowi semakin kurus akibat terlalu memikirkan kondisi rakyat.

Dirinya pun semakin miris, ketika melihat banyak orang yang menyebut Jokowi sebagai kodok.

"Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis loh, beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa? Mikir kita, mikir rakyat," ucapnya.

"Masa masih ada yang mengatakan Jokowi kodok lah. Orang itu benar-benar tidak punya moral. Pengecut, saya bilang," ujar Megawati Soekarnoputri.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Twitter @NataliusPigai2

Tags

Terkini

Terpopuler