Minta Pemerintah Waspadai 'Alumni Afghanistan', Pengamat: Masalah Taliban Saat Ini adalah Politisasi Agama

31 Agustus 2021, 10:20 WIB
Pihak Taliban mengganti bendera tiga warna dengan menyebar bendera imarah Islam di seluruh Afghanistan. /Channel News Asia

PR BEKASI - Pengamat dari Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi meminta dan mendorong pemerintah untuk mewaspadai geliat jaringan teroris di Indonesia setelah kebangkitan Taliban di Afghanistan.

Menurut Islah Bahrawi, apa yang terjadi di Afghanistan dapat juga berhubungan dengan masalah ideologi sehingga bisa menyasar siapa saja.

Secara historis, kata Islah, kelompok radikal di Indonesia memiliki keterkaitan dengan kelompok radikal di Afghanistan.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Chef Juna Tak Ingin Punya Anak hingga WN Malaysia Ditahan Taliban 

Berdasarkan data, para pelaku teror di Indonesia banyak yang merupakan "alumni Afghanistan".

Artinya, kata dia, siapa pun tanpa terkecuali bisa terpengaruh atas kelompok Taliban yang berhasil menguasai atau mengambil alih kekuasaan dari pemerintah yang sah di Afghanistan.

Ia mengatakan, ketika resiliensi ideologi tersebut menguat maka tidak menutup kemungkinan motivasi dan inisiasi menjadi sesuatu yang rentan di masyarakat saat ini.

"Sekali lagi, bagi saya, persoalan ideologis dan geopolitik jauh lebih berbahaya ketimbang persoalan ideologis," kata dia.

Baca Juga: Musik Dilarang, Taliban Tak Izinkan Suara Perempuan Disiarkan Radio dan Televisi ke Publik 

Islah juga berpendapat bahwa situasi yang terjadi di Afghanistan saat ini, terutama kelompok Taliban yang menguasai negara tersebut, tidak lebih hanya persoalan politik bukan berkaitan dengan agama Islam.

"Bagaimana pun Taliban ini adalah politisasi agama," katanya kepada Antara yang dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Islah Bahrawi pun tidak setuju jika kelompok Taliban diidentikkan dengan Islam karena kejadian tersebut lebih kepada soal politik kekuasaan dengan segala gimiknya.

Jika kelompok Taliban mendeklarasikan atau menyatakan akan moderat dan sebagainya, kata dia, hal itu lebih ke arah gimik.

Baca Juga: Ayah Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri ISIS-K di Kabul, Sang Anak Khawatir Jadi Sasaran Taliban 

Hal itu dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dan simpati dari negara-negara lain.

Menurut dia, apa yang terjadi di Afghanistan saat ini bukan persoalan Timur Tengah, namun kondisi yang terjadi jauh lebih parah dari yang dibayangkan dan mengarah pada masalah ideologi.

"Sebab, jika hal itu masalah politik maka akan ada teritorial dan kepentingan-kepentigannya," ujarnya menegaskan bahayanya konflik ideologis ditambah dengan geopolitik.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler