Pengamat Timur Tengah Faizal Assegaf Minta Pelaku Skandal PCR Dihukum Mati, Ada Apa?

6 November 2021, 13:05 WIB
Berikut komentar pengamat Timur Tengah Faizal Assegaf mengenai dugaan terjadinya skandal PCR di Indonesia. /YouTube/Faizal Assagaf Official/

PR BEKASI - Pengamat Timur Tengah Faizal Assegaf mengutarakan pendapatnya mengenai dugaan skandal tes PCR yang terjadi di Indonesia.

Dugaan skandal PCR ini bermula dari kecurigaan masyarakat bahwa tes tersebut hanyalah akal-akalan pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Ditambah lagi harga tes PCR saat ini yang tiba-tiba turun drastis hampir 70 persen, padahal hingga Agustus 2021 harganya masih berkisar di angka Rp900.000.

Faizal Assegaf menyebutkan bahwa skandal PCR ini lebih kejam ketimbang korupsi Bansos untuk para masyarakat yang terdampak Covid-19.

Baca Juga: Dugaan Luhut Terlibat Bisnis Tes PCR Masalah Serius, Refly Harun: Negara Dirugikan, Bukan Masalah Main-main

"Usai kejahatan korupsi Bansos, kini rakyat dipertontonkan dengan skandal PCR yang jauh lebih biadab," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @faizalassegaf pada Sabtu, 6 November 2021.

Kritikus era SBY hingga Jokowi itu pun dengan tegas meminta pelaku skandal PCR untuk diseret langsung ke penjara jika tertangkap.

"Siapa pun aktornya kalau memang terbukti nyolong, rakyat harus bersatu seret mereka ke penjara," kata Faizal Assegaf.

Menurut Faizal Assegaf mengambil keuntungan di saat pandemi Covid-19 merupakan hal yang tidak bisa dimaafkan dan tak hanya dipenjara, pelakunya pun harus dihukum mati.

Baca Juga: Refly Harun Soroti Sikap Jokowi soal Dugaan Bisnis PCR Luhut Binsar Pandjaitan: Barangkali Anak Emas

"Bisnis haram bertopeng Covid-19 adalah kejahatan luar biasa, pelakunya harus dihukum mati," ujarnya.

Sebagai informasi saat ini harga tes PCR berada di angka Rp275 ribu ke bawah tergantung dari lokasi.

Padahal hingga Agustus 2021, tarif tes PCR di Indonesia masih berada di angka Rp900 ribu dengan hasil yang akan keluar satu hari setelahnya.

Bahkan pada saat itu menurut mantan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, beberapa rumah sakit menawarkan jasa tes PCR dengan harga Rp2,5 juta.

Baca Juga: PCR Jadi Ladang Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19, Said Didu: Ada Orang yang Mau Berdagang dengan Rakyat

Tentu biaya tes PCR di Indonesia ini langsung menjadi sorotan dan bertambah ramai setelah tes PCR di India hanya dipatok dengan harga puluhan ribu rupiah.

Harga tes PCR d India diketahui hanya sekitar 500 rupee alias Rp96 ribu. Tarif tersebut telah turun dari yang sebelumnya sebesar 800 rupe atau Rp150 ribu.

Tak butuh waktu lama, tarif tes PCR di berbagai pusat-pusat kesehatan di Indonesia langsung turun. Contohnya di Airport Health Center Bandara Soetta menjadi Rp495 ribu.

Masyarakat pun akhirnya bertanya-tanya, jika bisa turun hingga dibawah Rp500 ribu mengapa selama ini harga yang dipatok sangatlah mahal?

Baca Juga: Kemenhub Tetapkan Perjalanan Darat 250 Km Wajib PCR atau Antigen, dr. Tirta: Apa Korelasinya?

Dari sini banyak yang bertanya-tanya. Bila harga tes PCR bisa turun hingga di bawah Rp 500 ribu/layanan, lalu mengapa selama ini harga yang terpampang sangat mahal?

Menurut Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan, masyarakat yang diwajibkan melakukan tes PCR untuk melakukan berbagai kegiatan memiliki menjadi celah yang sangat besar untuk menjadi lahan keuntungan.

Menjawab pertanyaan masyarakat, Direktur Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan RI Prof Abdul Kadir menjelaskan mengapa baru saat ini harga tes PCR diturunkan.

Setelah proses pengauditan oleh BPKP ditemukan bahwa telah terjadi penurunan harga terhadap alat, bahan habis pakai seperti hazmat dan sebagainya.

Sehingga menurutnya itulah yang menyebabkan harga tes PCR diturunkan kembali dari kisaran Rp500 ribu menjadi Rp275 ribu.***

Editor: Ghiffary Zaka

Tags

Terkini

Terpopuler