Tanggapi Effendi Gazali Soal Lobster, Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Berilmu dan Saya Berduka

12 Februari 2020, 15:43 WIB
Susi ikut berkomentar mengenai kebijakan 'jalan damai' yang diambil oleh Kementerian Pertahanan menghadapi Tiongkok pasca penerobosan Perairan Natuna /instagram

PIKIRAN RAKYAT - Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap pernyataan Ketua Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP), Effendi Gazali terkait ekspor bibit lobster di laut Indonesia.

“Keilmuan tinggi seseorang guru besar, doktor, dalam menjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances (ketidaktahuan)  untuk pembenaran ekspor bibit lobster,” tulis Susi seraya menyertakan tautan video pernyataan Effendi melalui akun Twitternya pada Selasa 11 Februari 2020.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu merasa kecewa dengan pernyataan Effendi tersebut. Dirinya mengatakan sebagai seorang doktor, semestinya Effendi tidak membenarkan bibit lobster untuk diekspor.

Baca Juga: Lakoe Kupi, Cerita Rakyat Aceh tentang Ganja

Saya tidak berilmu, dan saya berduka,” tulisnya seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com.

Video yang dibagikan Susi tersebut menampilkan potongan video Effendi yang menjelaskan kondisi bibit lobster terkini di Indonesia.

Menurutnya, jumlah lobster mencapai 26,9 miliar ekor per tahun. Sementara itu ia juga mengatakan larva lobster berjumlah 24,7 miliar ekor per tahun dan yang menjadi benih sekitar 12,3 miliar per tahun.

Baca Juga: Meikarta Tegaskan Tudingan Pekerjakan TKA Tiongkok Secara Legal dan yang Meninggal Bukan Karena Virus Corona

Atas perhitungannya tersebut, Effendi mengatakan bahwa lobster bukan hewan yang rentan punah.

Punah dari sebelah mananya,” ujar Effendi.

Atas cuitan Susi tersebut, Effendi kemudian menanggapinya dengan membuat cuitan balasan untuk Susi. Effendi berterimakasih atas cuitan Susi mengenai lobster tersebut.

Baca Juga: Setelah Bingung Menentukan Sel Lucinta Luna, Polisi Akhirnya Ikuti Jenis Kelamin di KTP dan Ditempatkan di Sel Khusus

Terimakasih untuk Twittnya, saya pribadi selalu respect pada ibu & orang-orang yang jernih dan berbasis data ilmiah mutakhir, saya selalu bilang, setiap zaman ada orangnya & sebaliknya, di KP2, kami selalu berusaha melihat ke depan, menteri pun hanya menjalankan visi-misi presiden ke depan” tulisnya dalam akun Twitter pribadinya, @effendigazali.

Selain itu, menurutnya mengenai benih lobster posisi dia jernih.

“1) lawan penyelundup, kata PPATK nilainya sampai 900 miliar per tahun (masih berlangsungkah?),” jelasnya.

Baca Juga: Resmikan Program Kota Masa Depan, Wakil Wali Kota Bandung Beharap Masyarakat Bisa Merasakan Manfaatnya

Dirinya juga mengatakan bahwa antara dia dan Susi memang berbeda pendapat mengenai lobster sedang terancam punah.

Kalau badan dunia CITES & IUCN tida menyatakan lobster terancam punah, saya percaya mereka, apalagi lobster sudah bisa ditetaskan di hatchery, atau adakah badan dunia yang menyatakan berbeda dengan CITES & IUCN?,” tulisnya.

Effendi juga dalam cuitannya mengundang Susi untuk berdiskusi mengenai lobster.

Baca Juga: Pengurangan Penggunaan Plastik Jadi Prioritas yang Diajukan dalam Musrenbang Tambun Selatan

Dirinya juga mengatakan agar para jurnalis hadir pada undangan yang di usulkan Effendi yaitu 19 Februari 2020.

Begini bu, sesuai peradaban ilmiah, kami undang ibu silaturahmi dan diskusi ilmia “Lobster” apa adanya. Usul kami Rabu, 19 Feb di Aula KKP (rumah ibu juga kan?), para ahli dan jurnalis mohon semua yang berkenan hadir, semoga berkenan, jadwal bisa kita cocokkan,” katanya.

Effendi juga menegaskan bahwa sementara KP2 mengundang Susi pada Rabu di Aula KKP Jl. Gambir mulai jam 10.00 WIB. Dia berharap agar Susi bisa hadir dalam undangan tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler