Alami Banjir Jakarta Hari ini, Direktur Charta Politika: Silahkan Lanjutkan Tiktoknya, Pak Anies

24 Februari 2020, 00:08 WIB
DIREKTUR Charla Politika, Yunarto Wijaya (kanan) yang mengeluhkan kondisi banjir di Pulomas, Jakarta Timur.* /Instagram @yunartowijaya/

PIKIRAN RAKYAT - Masalah banjir nampaknya tidak ada habis-habisnya. Dimulai sejak awal tahun, banjir rutin menggenangi wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Tak ayal, Gubernur Anies Baswedan menjadi bulan-bulanan netizen hingga perkaranya diangkat dalam gugatan class action beberapa warga DKI Jakarta yang tidak terima bencana banjir menghambar aktivitasnya bahkan mengganggu perekonomian mereka.

Pagi ini, Minggu, 23 Februari 2020, Jakarta dan beberapa wilayah lainnya seperti Kota Bekasi dan Depok kembali kedatangan tamu setelah hujan lebat mengguyur wilayahnya sejak Sabtu malam.

Bukan kado yang indah untuk warga ibu kota yang ingin menikmati libur akhir pekannya. Mereka harus terpaksa kerja bakti begitupun pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang harus menerima lelah dan juga keluhan.

Baca Juga: Israel Laporkan Kasus Pertama Virus Corona hingga Larang Kedatangan Turis dari Jepang dan Korea Selatan

Dari pantauan Twitter @PoldaTMC, genangan mulai terjadi sejak pukul 2.00 WIB. Hingga petang tadi, genangan masih belum surut sehingga menghambat perjalanan di sekitar ibu kota.

Laporan dari warga turut dibagikan kembali oleh akun Satlantas Polda Metro Jaya. Lebih dari 10 titik dikabarkan tergenang banjir dengan variasi beragam.

Lantas, banjir jakarta hari ini kembali mengulang memori warga Jakarta karena hampir setiap pekan terjadi banjir.

Tak terkecuali bagi Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya yang juga mengeluhkan kondisi banjir di Jakarta. Bahkan, ia telah mengalaminya sebanyak 3 kali sejak awal tahun.

Padahal, dari pengakuannya, selama 7 tahun sebelumnya, ia belum pernah menderita banjir seperti tahun 2020 ini.

Baca Juga: Pabrik yang Diduga Produksi Narkoba Selama 5 Bulan di Bandung Digrebek BNN 

Yunarto yang tinggal di Pulomas, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur mengungkapkan kekesalannya dalam akun twitternya.

"Selamat pagi dari pulomas buat pak @aniesbaswedan. 7 tahun saya tinggal di sini baru sekarang ngerasain hadiah banjir, 3x dalam 2 bulan (ralatnya). Terima kasih dan silahkan lanjutkan tiktoknya pak. Ditunggu kata-kata ajaibnya untuk menyurutkan air (Simbol tepuk tangan)," tulisnya sembari mengirimkan kondisi di jalan depan rumahnya yang tergenang banjir.

Lantas responsnya tersebut menuai pro kontra dari publik. Tweet yang dibagikan pada pukul 5.47 WIB tersebut telah mendapatkan 1.500 komentar, 2.600 retweet, dan 6.600 disukai.

Yunarto juga mengomentari unggahan Anies Baswedan tentang foto-foto pemandangan baru DKI Jakarta yang dihasilkan pada masa kepemimpinan Anies.

UNGGAHAN Yunarto Wijaya di Instagramnya.*

Baca Juga: Jenis Buah yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

"Makan tuh, Jakarta baru versi bapak. Terima kasih sudah 3 kali dikasih hadiah. Foto dong yang model begini (banjir) dan posting," komentarnya.

Diketahui, Rabu lalu, 19 Februari 2020, Anies Baswedan ikut joget tiktok bersama 2 gubernur lainnya, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo pada acara 10 Dekade Mata Najwa. Anies juga beberapa kali dianggap bersilat lidah dalam menanggapi beberapa masalah dan kebijakannya di Jakarta yang menuai pro kontra.

Banyak warga Jakarta yang mengamini unggahan Yunarto. Mereka berdalih hal yang sama terjadi juga di wilayahnya yang pertama kali terjadi di tahun 2020 ini.

Baca Juga: Update Terbaru Virus Corona, 775 Orang Terinfeksi di Tiga Negara

"Cempaka Putih indah, rumah mertua yg tinggal sejak 30 tahun lalu gak pernah banjir masuk rumah, selama 2020 sudah 2 kali air masuk rumah. Minggu, 22 Feb 2020 lebih tinggi di atas mata kaki. Pak Anies sebagai pemimpin yg terpilih secara demokratis, kok kalah dari yang sebelumnya sih," komentar @estuernesto.

"Sama di Sumur Batu, pak. Sampai sudah lupa kapan terakhir banjir, eh sekarang ngerasain lagi," komentar lainnya dari @bittenmochi.

Namun, ada juga yang membantah tweet Yunarto. Seperti halnya akun @Jimeholow, "Saya tinggal di Pulomas dari tahun 1989 zaman SMA sampai tahun 2001. Setiap hujan banjir. Padahal pemukiman elite. Lama-lama biasa menghadapi banjir. Karena memang kita tau itu dulunya daerah rawa, yang dijadikan pemukiman mewah," komentarnya.

Tidak sedikit juga yang membagikan berita dan video banjir di Pulomas pada tahun 2014 dan 2015.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler