Berkah Perajin Makanan di Tengah Pandemi Virus Corona saat Bulan Ramadhan

26 April 2020, 20:30 WIB
Ilustrasi pedagang makanan. //Laman NU Online

PIKIRAN RAKYAT - Pendapatan perajin makanan olahan di Kabupaten Lebak, Banten, meningkat saat pandemi Virus Corona atau COVID-19.

Sehingga dalam situasi seperti saat ini memberikan berkah tersendiri bagi pengusaha kecil dan menengah.

Naya (45) seorang perajin makanan tradisional di Cibeureum Kalanganyar Kabupaten Lebak merasakan dampaknya.

Baca Juga: Kisah Penjahit Disabilitas Kebanjiran Pesanan Masker di Tengah Pandemi Virus Corona

Ia mengatakan, pendapatan keuntungannya meningkat dar Rp 500.000 menjadi Rp 1 juta per pekan selama berjualan makanan olahan di tengan pandemi COVID-19 ini.

Kerajinan makanan olahan itu kini banyak pesanan, terlebih bulan suci Ramadhan 1441 H, namun permintaan tersebut dibatasi sehubungan merebaknya pandemi COVID-19.

Kebanyakan pesanan tersebut adalah warga Kabupaten Lebak dan sekitarnya dan biasanya warga di sana membeli makanan itu untuk persiapan makanan Lebaran.

Baca Juga: Mengenal Cabin Fever Penyebab Sedih Saat PSBB, Berikut Ini Cara Mengatasinya

Biasanya, kata dia, pengalaman tahun-tahun lalu permintaan konsumen dari Tangerang dan Jakarta, tetapi daerah itu kini menjadi "zona merah" penyebaran virus corona.

"Kami tidak terdampak COVID-19, bahkan keuntungan naik tiga kali lipat dari Rp500 ribu menjadi Rp1,5 juta per pekan," katanya Naya seperti dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com pada Minggu, 26 April 2020.

Selain Naya, Uni (55) yang merupakan seorang perajin warga Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, dirinya mengaku selama penyebaran COVID-19 diuntungkan karena pendapatan makanan olahan meningkat.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Kisah Shalih al-Mursi Mimpi Bertemu Ahli Kubur Lusuh yang Tak Didoakan

Produki makanan olahan itu antara lain rangginang, peuyem ketan, dan kue cincin.

Biasanya, kata dia, di hari biasa mendapatkan penghasilan Rp 500.000, namun kini banyak pesanan konsumen.

"Kami saat ini bisa meraup keuntungan bersih dari Rp 250.000 bisa menjadi Rp 500.000 per hari," ujarnya.

Baca Juga: Meme Dancing Coffin Pallbearer Kini Dibuat Versi Miniaturnya Oleh Perusahaan Hong Kong

Kepala Seksi Aneka Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Sutisna mengatakan industri aneka makanan olahan itu dilakukan kaum perempuan untuk membantu pendapatan kepala keluarga dengan alasan penghasilannya kecil.

Kaum perempuan tersebut memproduksi aneka kerajinan makanan olahan di antaranya kerupuk udang, emping, nasi buras, pais pisang, keripik singkong, bugis, peuyeum ketan merah, gipang, kue cincin, opak, timbel, rangginang, bolu, dan lainnya.

Pemasaran aneka makanan olahan dijual di sekitar lingkungan juga berkeliling antarkampung di daerah itu.

Baca Juga: Saham BUMN Dinilai Lebih Sulit Pulih dari Dampak Pandemi Virus Corona

Para penjual makanan olahan diperkirakan ratusan kaum perempuan dan bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

"Kami mendorong kerajinan makanan olahan itu dipastikan kesejahteraan masyarakat meningkat," tutur Sutisna.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler