Siti Zuhro: Isu Radikal dan Non Radikal Tak Laku Lagi Dijual pada Pilpres 2024

19 Juni 2022, 17:46 WIB
Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro. /Antara/Puspa Perwitasari

PR BEKASI – Siti Zuhro, Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan dalam menyongsong Pemilu 2024 diyakini masyarakat tidak akan berpandangan kelompok tertentu lebih religius, nasionalis dan lain sebagainya.

Siti Zuhro menilai situasi politik sekarang sudah jauh lebih terbuka dan cair, sehingga isu seperti radikal, non radikal dan semacamnya tidak lagi berlaku pada Pemilu 2024.

Menurut Siti Zuhro situasi politik saat ini jauh lebih terbuka dan lebih cair jika dibandingkan saat Pemilu 2019.

Pada pemilu sebelumnya masyarakat terdikotomi label radikal, non radikal, juga intoleran yang cukup kental dan mewarnai pesta demokrasi.

Baca Juga: Prediksi Skor Arema FC Vs Persikabo 1973 di Piala Presiden 2022, Singo Edan Diprediksi Akan Unggul

“Hal-hal seperti itu tidak perlu dan tidak laku lagi dijual pada Pilpres 2024,” kata Siti Zuhro saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari ANTARA, Siti mempunyai pandangan tersendiri mengenai pertemuan Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

“Dari pertemuan tersebut menunjukkan politik ini sangat inklusif dan terbuka,” kata Siti.

Menurut dirinya, pertemuan Prabowo dengan Muhaimin Iskandar atau yang akrab dipanggil Cak Imin, menunjukkan perlunya sinergi dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Sambut Hari Ayah Sedunia pada 19 Juni 2022, Simak Puisi Mengharukan untuk Ayah Tercinta

Sebelumnya diketahui, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mendatangi kediaman Prabowo Subianto pada Sabtu, 18 Juni 2022 malam.

Tidak ada satu pihak yang boleh mengklaim bahwa dirinya digdaya sehingga koalisi beberapa partai politik diharuskan dalam menghadapi Pilpres 2024.

Menurut Siti, berdasarkan fatwa PBNU, belum tentu (rekomendasinya) tertuju pada PKB di Pilpres 2024, meskipun basis massa Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia tergolong kuat.

Baca Juga: Link Nonton dan Sinopsis Film Hope, Cocok Ditonton untuk Memperingati Hari Ayah Sedunia

Dirinya melihat saat ini saling ketergantungan tersebut begitu menonjol, yang artinya, tidak ada pihak yang bisa mengatakan seolah-olah hanya orang tertentu yang boleh jadi arsitek atau mendominasi perpolitikan di Indonesia.

Siti berharap bahwa pemilu akan lebih mengedepankan sisi-sisi positif sehingga dapat memberi pembelajaran yang positif juga bagi masyarakat Indonesia.

“Ini sangat bagus karena pemilu akan mengedepankan sisi-sisi positif dan itu yang kita semua harapkan,” kata Siti.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler