Bukan Sekadar Menang atau Kalah, Pemilu 2024 Harus Beri Pembelajaran Positif untuk Masyarakat

19 Juni 2022, 21:12 WIB
ilustrasi Pemilu 2024. /Pixabay/mohamed_hassan

PR BEKASI – Siti Zuhro selaku Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan Pemilu 2024 bukan hanya sekedar menang atau kalah dari pasangan calon serta partai politik.

Siti Zuhro berpendapat bahwa yang diinginkan masyarakat adalah nol persen tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024.

Sebelumnya, Siti Zuhro juga mengatakan ketentuan ambang batas 20 persen akan membuat partai kecil dan menengah kesulitan mengusung calon presiden.

Hal itu juga membuat partai besar atau yang memiliki perolehan kursi terbanyak di DPR RI tetap harus berkoalisi demi mengusung calon presiden.

Baca Juga: 9 Fakta Terkait Kelompok Khilafatul Muslimin, Ada 30 Sekolah yang Terafiliasi

Maka dari itu, Siti berharap berbagai dampak buruk Pemilu 2019 agar tidak terulang kembali pada Pemilu 2024, dan harus diantisipasi oleh penyelenggara juga peserta.

“Kita sudah punya pengalaman lima kali pemilu, namun yang belum kita belajar adalah bagaimana agar pemilu serentak bisa memberikan pembelajaran positif bukan negatif bagi masyarakat,” kata Siti Zuhro saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Siti juga yakin bahwa partai politik di Indonesia akan pusing dengan ketentuan ambang batas pencalonan presiden 20 persen.

“Ini kan memang semua pusing, partai-partai juga pusing dengan ‘presidential threshold’ yang harus mencapai 20 persen,” ujar Siti.

Baca Juga: Prediksi Skor Arema FC Vs Persikabo 1973 di Piala Presiden 2022, Singo Edan Diprediksi Akan Unggul

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari ANTARA, Siti mengingatkan partai politik yang sudah dan akan membentuk koalisi, harus betul-betul menjadikan Pemilu 2024 sebagai pembelajaran positif untuk masyarakat.

Diketahui, sejumlah partai politik sudah membentuk koalisi, yakni Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan membangun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Pasangan calon yang muncul lebih variatif, sesuai dengan kemajemukan aspirasi masyarakat Indonesia, meskipun tetap mengerucut menjadi dua pasangan calon.

Para elite partai juga diketahui mulai rajin menampilkan silaturahmi politik kepada publik, Siti yakin ada sebuah gagasan besar yang dibahas.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler