Kasus DBD Meningkat, Kenali Gejalanya yang Berbeda dari Tanda-tanda Covid-19

22 Juni 2020, 16:16 WIB
NYAMUK aedes aegypti pembawa virus penyebab demam berdarah dengue (DBD).* /AFP/

PR BEKASI – Ancaman lainnya bagi masyarakat termasuk para pasien yang terpapar virus corona ternyata juga memiliki risiko untuk mengalami penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Direktur Penyakit Menular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat menjadi narasumber dalam agenda konferensi pers di Graha BNPB.

“Memungkinkan seseorang kalau dia terinfeksi Covid-19, dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah karena pada prinsipnya sama demam berdarah adalah suatu penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya, vaksinnya belum terlalu efektif,” tutur Nadia ikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari kanal YouTube BNPB.

Baca Juga: Tiongkok dan Jepang Kembali Saling Klaim Kepulauan, Sudah Berlangsung Sejak Abad Pertengahan 

Dalam sebuah siaran langsung yang dimuat dalam video berjudul “Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi”, Kementerian Kesehatan menemukan fakta yang menunjukkan daerah dengan tingkat kasus pasien virus corona yang tinggi juga mengalami kasus demam berdarah yang tak jauh berbeda.

Untuk menghindari diri dari serangan virus penyebab demam berdarah, Nadia mengatakan kunci utamanya adalah berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah terjadinya gigitan nyamuk aedes aegypti, yang rawan terjadi pada pagi dan sore hari.

Hadir di tempat yang sama, Dokter Ahli Infeksi dan Pediatri Tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Mulya Rahma Karyanti menjelaskan gejala-gejala yang timbul setelah seseorang terinfeksi virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegyti yang tidak dirasakan oleh pasien virus corona.

Baca Juga: Ungkap Donald Trump Izinkan Israel Serang Iran, Mantan Penasihat Gedung Putih Bikin Heboh 

Gejala utama yang diperlihatkan dari virus penyebab demam berdarah di antaranya demam tinggi secara mendadak, permukaan kulit wajah yang kemerahan, nyeri kepala, nyeri di bagian belakang mata, muntah-muntah, dan biasanya disertai dengan pendarahan.

“Itu yang tidak ada pada (pasien) Covid-19, perdarahan spontan, mimisan, gusi berdarah atau timbul bintik-bintik merah di kulit bisa terjadi," ujar Mulya Rahma.

"Namun kalau hari ketiga tidak turun (demam), pasti ada gejala-gejala yang kita sebut warning sign seperti sakit perut, lemas, pembesaran hati, penumpukan cairan, dan dari pemeriksaan laboratorium kok ada peningkatan hematokrit yang berasana dan trombosit yang turun di bawah 100.000,” tutur Mulya Rahma.

Baca Juga: Daerah dengan Kasus Corona Tinggi Cenderung Punya Kasus DBD Tinggi Juga, Jawa Barat Salah Satunya 

Mulya menjelaskan terdapat jam-jam tertentu saat nyamuk aedes aegypti secara agresif menggigit seseorang yakni berkisar pukul 10.00-12.00 dan 16.00-17.00.

Maka dari itu untuk menghindari risiko demam berdarah, masyarakat diminta untuk membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler