Soal Polemik Puan Maharani dan Warga Sumbar, Pengamat Politik: Mbak Puan Justru Seorang Pahlawan

9 September 2020, 17:03 WIB
Puan Maharani.* /

 

PR BEKASI - Pengamat Politik dan Direktur Lembaga Pemilihan Indonesia, Boni Hargens ikut buka suara soal polemik Ketua DPR RI Puan Maharani yang menyebut semoga Warga Sumatra Barat (Sumbar) mendukung Pancasila saat mengumumkan bakal calon yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada Sumbar.

Menurut Boni, isu agama terus menjadi faktor determinan di banyak tempat.

Politisasi agama menurutnya sudah menjadi barang dagang politik. Gerakan ini bukan lagi murni gerakan keagamaan, bahkan merusak citra agama.

Baca Juga: 59 Negara Tutup 'Pintu' untuk Indonesia, DPR: Bukti Ada Masalah dalam Penanganan Covid-19 di RI

Terkait pidato Puan Maharani, Boni mengatakan bahwa Puan Maharani menyampaikan apa yang dia lihat dan dirasakan banyak orang bahwa ada daerah-daerah yang menjadi sentrum dari gerakan radikal.

"Kita bisa sebut itu Jawa Barat, Sumatra Barat, termasuk Banten, dan Jakarta," kata Boni seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Rabu, 9 September 2020.

"Mbak Puan justru seorang pahlawan, karena ia berani mempertaruhkan reputasi dan nama baiknya untuk membuka kotak Pandora persoalan yang nyata tetapi sungkan diungkap banyak orang," katanya.

Baca Juga: Fakta atau Hoaks: Bendera PID Perjuangan Disebut Dilarang Dipasang di Sumatra Barat

Boni melanjutkan, Pancasila saat ini sedang terancam karena kebangkitan kelompok radikal. Sehingga menurutnya, butuh para pemberani yang rela bersuara walaupun harus mempertaruhkan segalanya. Semua demi keutuhan NKRI.

"Apa yang terjadi jika 2024 nanti yang menjadi presiden adalah kandidat dari kelompok ini? Masihkah kita akan berbicara demokrasi Pancasila yang ditetapkan para pendiri bangsa atau jangan-jangan nanti Pancasila berubah menjadi Piagam Jakarta?" kata Boni.

Oleh karena itu dirinya mengusulkan, partai politik harus meniru PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sejauh ini masih terdepan dalam melawan radikalisme.

Baca Juga: Dekati Kepala Kesehatan Demi Dapat Sertifikat Bebas Covid-19, Perawat Ini Malah Diperkosa

Boni mengatakan, dalam menetapkan calon kepala daerah, Parpol harus benar-benar melihat rekam jejak mereka. Jangan sampai yang menjadi calon adalah benih teroris.

"Mau jadi apa bangsa ini ke depan jika daerah-daerah sudah dikepung oleh kepala-kepala daerah yang antitoleransi dan antipancasila?" katanya.

Selain itu, atas pernyataan kontroversial Puan Maharani yang dinilai memicu kegaduhan, politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan pun kewalahan membuat pernyataan bantahan atau klarifikasi.

Baca Juga: Aliran Uang Djoko Tjandra Terbongkar! Jaksa Agung Sebut Pinangki Gunakan Uang Suap untuk Hidup Mewah

Arteria membela Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dalam kontroversi 'Semoga Sumbar jadi pendukung negara Pancasila' dengan mengatakan bahwa ia yakin Puan tak bermaksud menyinggung masyarakat Minang.

"Saya pastikan tidak ada maksud sedikit pun dari Mbak Puan untuk menyinggung perasaan warga masyarakat Minang, baik yang berada di Sumbar maupun di tanah rantau. Mbak Puan itu orang Minang, ayahnya almarhum Pak Taufiq beliau itu Datuk Basa Batuah, orang Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Bahkan ibunya, Ibu Megawati Soekarnoputri, pun memiliki darah Minang bergelar Puti Reno Nilam. Nenek beliau, Ibu Fatmawati, anak seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler