Tetap Patuhi Protokol Covid-19, Warga Madiun Gelar Ruwatan Massal

21 September 2020, 12:59 WIB
Kegiatan Ruwatan Massal gratis di Padepokan Seni Kirun, Madiun Jawa Timur, Minggu, 20 Agustus 2020. /RRI/

PR BEKASI – Ruwatan massal gratis dilaksanakan di Padepokan Seni Kirun, yang berada di Desa Bagi, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Minggu, 20 September 2020.

Sebanyak 30 orang diketahui mengikuti kegiatan ruwatan yang dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19 tersebut.

Salah satu orang peserta ruwatan, Dwi mengatakan dengan mengikuti ruwatan massal, dirinya berharap mendatang putranya bisa terhindar dari musibah, semakin dewasa dan sukses.

Baca Juga: Dokter Asal Iran Kedapatan Beli Sabu, Diintai di Sebuah Gang Sempit

Dia mengikuti ruwatan massal tersebut setelah mendapatkan informasi dari tetangganya yang juga ikut serta.

"Saya dapat informasi adanya ruwatan massal di sini ya karena banyak orang di daerah saya yang mengikuti dan alhamdulilah saya dapat meruwat anak saya di tahun ini, padahal di tengah pandemi COVID-19, semoga anak saya kedepan bisa sukses menjadi orang," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Senin, 21 September 2020.

Peserta ruwatan massal tersebut tidak hanya berasal dari wilayah karisidenan Madiun seperti Madiun Raya, Nganjuk, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.

Baca Juga: Cek Fakta: Habib Rizieq Disebut Jijik Dijemput Pulang ke Indonesia, Kecuali oleh Jokowi dan Megawati

Namun, ada juga yang berasal dari wilayah Jawa Timur seperti dari Surabaya, bahkan sampai luar provinsi seperti Jakarta.

Prosesi diawali dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang khusus ruwatan yang disebut dalang sejati Ki Manteb Sudarsono.

Dalam pertunjukan wayang tersebut disampaikan nasehat atau pitutur tentang sesuatu hal yang dapat mendatangkan sengkolo atau musibah.

Baca Juga: Lebih Terlihat Seperti Kelamin Pria, Patung Ikan yang Baru Dibuat Malah Dihancurkan Warga

Sementara itu, pihak penyelenggara ruwatan massal sekaligus pendiri Padepokan Seni Kirun, Syakirun mengatakan tradisi ruwatan massal gratis tahun ini di tengah pandemi COVID-19, jumlah peserta memang dibatasi hanya 30 peserta saja.

"Tahun ini hanya 30 peserta saja karena ada pandemi COVID-19, tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 200 hingga 400 peserta," kata Syakirun.

Menurut Syakirun, tradisi ruwatan sebenarnya bukan khusus bagi orang jawa dan yang beragama Islam saja, namun untuk siapa saja yang percaya terhadap tradisi tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Larangan Masker Scuba oleh Pemerintah Disebut Sebagai Politik Perusahaan

"Ruwatan ini buat semua orang yang mempercayai tujuan tradisi ini, bukan khusus buat orang jawa dan agama islam saja," katanya.

Dia menuturkan sebenarnya tahun ini banyak masyarakat yang ingin mengikuti ruwatan massal tersebut, tapi karena harus menerapkan protokol kesehatan akhirnya jumlah peserta harus dibatasi.

Syakirun berharap dengan adanya ruwatan ini, semua hal akan menjadi lebih baik lagi dan Pandemik COVID-19 secepatnya juga hilang sehingga masyarakat bisa berkegiatan seperti semula lagi.

Baca Juga: Buat Program Nikah Gratis, Nikita Mirzani: Ada Budget 'No Limit', Tergantung Impian Mereka Kayak Apa

Syakirun menambahkan masih tingginya antusias masyarakat yang mengikuti ruwatan massal yang digelarnya, hal tersebut membuktikan jika di era saat ini masih banyak masyarakat yang mengikuti budaya dan naluri tradisi masih lestari.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler