BMKG: Pesisir Selatan Jawa Masih Sangat Minim Infrastruktur Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami

25 September 2020, 19:08 WIB

 

PR BEKASI – Infrastruktur penanggulangan bencana gempa dan tsunami masih belum ideal untuk menghadapi potensi gempa besar dan mega tsunami di Pesisir Selatan Jawa.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, hal ini dikatakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala Pusat Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan, infrastruktur penanggulangan di daerah Pesisir Selatan Jawa masih sangat minim.

Baca Juga: Rayakan 16 Tahun Berkarya, Kotak Rilis Album 'Identitas' yang Telah Digarap Selama 2 Tahun

"Kita lihat bersama, di selatan Jawa shelter evakuasi masih sangat kurang. Mestinya ini juga harus disiapkan. Rambu-rambu arah evakuasi juga harus disiapkan," katanya pada hari Jumat, 25 September 2020.

Tidak hanya di selatan Jawa, Rahmat menyebut, hampir di seluruh wilayah Indonesia rawan akan bencana gempa dan tsunami.

Ini dikarenakan posisi Indonesia berada di cincin api Pasifik yang terdiri dari jalur pertemuan lempeng yang terdapat potensi sumber gempa di dalam laut, hal ini yang membuat potensi tsunami bisa terjadi di banyak wilayah Indonesia.

Baca Juga: Kerap Bahayakan Pengguna Jalan Lain, Kemenhub Akan Sanksi Pesepeda yang Tak Gunakan Lampu Penerangan

Untuk itu, BMKG telah memasang warning receiver system (WRS), yang merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan BMKG Pusat untuk menyebarluaskan peringatan tsunami kepada lembaga perantara.

Sementara itu, tugas lembaga lain juga harus siap memberikan peringatan dini dan informasi ke masyarakat.

"Perangkat informasi dan peringatan dini sudah kita pasang ke seluruh BPBD daerah rawan tsunami, tinggal bagaimana cepat memberikan informasi dan peringatan dininya," kata dia.

Baca Juga: Bela Muslim Uighur, 5 Senator AS Desak Netflix Batalkan Adaptasi Novel Asal Tiongkok ke Serial TV

Diketahui baru-baru ini, dari hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap adanya potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Itu terjadi akibat pecahnya segmen-segmen megathrust jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia secara bersamaan.

"Kita telah memasang WRS di daerah rawan Tsunami sebagai upaya kita menanggulangi tsunami, baik ada hasil penelitian (ITB) ataupun tidak, kami tetap menyiapkan semua itu," kata Rahmat.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Tegal Gelar Konser Dangdut dan Dihadiri Ribuan Orang, Polri: Ada Dugaan Pidana

Menurutnya, hasil riset tersebut dapat mengingatkan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi ancaman sehingga masyarakat bisa melakukan upaya antisipasi lebih baik.

Diharapkan masyarakat dan pemerintah daerah setempat dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan matang untuk mengatasi ancaman terburuk itu.

Rahmat menambahkan, selain di Selatan Jawa potensi tsunami juga terdapat di Laut Andaman di bagian Tenggara Pulau Sumatera, di Simeulue, Nias, Mentawai, Enggano hingga ke bagian selatan Jawa sampai ke Nusa Tenggara.

Baca Juga: Dituduh Jadi Biang Resesi, Kemenkeu: Dampak PSBB DKI Jakarta pada Ekonomi Indonesia Tidak Besar

Daerah-daerah tersebut, kata dia, semuanya memiliki potensi sumber gempa yang dapat menimbulkan tsunami.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler