Lapan Sebut Akan Ada Lagi Awan 'Tsunami' Sebagai Tanda Badai Segera Muncul

- 12 Agustus 2020, 19:38 WIB
Awan Arcus yang mirip dengan gelombang tsunami muncul di Meulaboh, Aceh pada Senin, 10 Agustus 2020.
Awan Arcus yang mirip dengan gelombang tsunami muncul di Meulaboh, Aceh pada Senin, 10 Agustus 2020. /Tangkapan Layar video Antara

PR BEKASI - Anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Ina Juaeni mengatakan bahwa akan muncul kembali awan Arcus mirip gelombang tsunami.

Menurutnya, awan jenis itu jarang sekali terlihat. Dan, jika awan tersebut muncul, maka itu adalah pertanda akan ada angin yang kuat dan juga diikuti badai.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Lapan, Ina Juaeni dalam akun media sosial resmi LAPAN pada Rabu, 12 Agustus 2020, dirinya menjelaskan bahwa awan yang sempat membuat heboh warganet tersebut memang muncul dalam beberapa bentuk, terkadang dengan penampakan yang indah namun sebagian lagi dalam bentuk yang menyeramkan.

Baca Juga: Blackpink Umumkan Kolaborasi dengan Selena Gomez, Tagar #SEBLACK Ramaikan Trending Topik di Twitter 

Awan tipe itu, menurut salah satu peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan tersebut, sangat jarang ditemukan. Dan itu merupakan tambahan, berkembang, dan mati tergantung kepada awan induknya

Awan Arcus memiliki struktur horizontal yang biasanya terlihat sepanjang front bersama awan Cumulonimbus. Awan Arcus tidak berhubungan dengan kemunculan tornado tetapi dapat mendatangkan hujan atau hujan badai.

Awan itu biasanya terbentuk pada ketinggian dekat permukaan sampai 1,9 kilometer. Awan arcus berbentuk gulungan panjang secara horizontal biasanya terpisah dari awan induk (Cb), sedangkan awan Arcus datar atau papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan Cb.

Awan Arcus terbentuk jika udara dingin dari dalam sistem badai turun dan menyebar. Udara dingin tersebut, kata Ina, akan menghambat kenaikan massa udara panas dan ketika udara dingin naik bersamaan dengan udara panas yang lembab, mengalami kondensasi.

Baca Juga: Temuan Bangunan Bersejarah di Stasiun Bekasi, Rahmat Effendi: Diduga Peninggalan Zaman Jepang 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Lapan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x