Belasan Alat Pendeteksi Tsunami Hilang, BPBD: Khawatir Potensi Bencana Tidak Terdeteksi

30 September 2020, 21:49 WIB
 Ilustrasi peringatan tsunami/ Pixabay /

 

PR BEKASI – Manusia memang tidak bisa menghentikan bencana alam, tetapi berkat kemajuan peradaban, kini manusia dapat memprediksi akan datangnya beberapa bencana alam.

Tentunya hal ini dapat mengurangi jumlah korban dan kerugian lainnya.

Salah satu bencana alam yang dapat diprediksi kedatangannya adalah tsunami dengan menggunakan alat bernama alat peringatan dini bencana tsunami atau Early Warning System (EWS). Alat ini biasanya dipasang di lepas pantai.

Baca Juga: Rumah Warga di Gunung Kidul Digeledah Mendadak oleh Densus 88, Warga Sekitar Terkejut

Alat ini sangat penting bagi Indonesia, mengingat Indonesia merupakan tempat bertemunya lempeng tektonik dan lempeng Eurasia.

Salah satu daerah yang memiliki EWS yakni di daerah Pandeglang. Namun, EWS dipasang di beberapa titik perairan laut Pandeglang dikabarkan hilang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang menyebut, dari 15 EWS yang terpasang di Pandeglang, kini hanya menyisakan tiga unit yang masih berfungsi.

Baca Juga: Hasil Survei Terbaru: Masyarakat Tidak Terlalu Percaya dengan Isu Kebangkitan PKI

Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan BPBD Pandeglang, Usep Sugih menerangkan, hilangnya belasan alat pendeteksi tsunami itu diperkirakan akibat faktor ulah manusia dan kedua karena faktor alam.

"Tidak bisa juga disebutkan seluruhnya rusak karena ulah manusia. Karena, ada juga yang rusak oleh alam. Tapi, sejauh ini ada beberapa yang hilang karena di EWS itu ada baterainya tapi pas dilakukan pengecekan hilang," kata Usep seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari RRI pada Rabu 30 September 2020.

Dikatakannya, belasan EWS yang hilang itu hingga kini belum dapat ditemukan. Baru EWS di Tunggal Jaya yang sudah ditemukan.

Baca Juga: Gugur dalam Peristiwa G30S-PKI, Kisah Pierre Tendean Teman Bermain Sepeda Ade Irma Nasution

"Untuk saat ini yang baru ketemu di Tunggal Jaya alat pengukur air dan gelombang juga deteksi gempa rusak. Kemudian titik sebelumnya di Kecamatan Carita juga hilang, kemudian yang di wilayah Cikeusik itu juga hilang. Pokoknya dari ke 12 itu hilang tidak ada," ucapnya.

Usep mengaku khawatir dengan hilangnya belasan EWS tersebut, membuat potensi bencana tidak terdeteksi. Persoalan itu pun sudah disampaikan ke BMKG.

"Khawatir sudah pasti, apalagi Pandeglang pernah dilanda bencana tsunami. Jadi untuk selanjutnya, kemarin dari BMKG yang dari pusat bersurat akan dipasang di 2021 alatnya itu. Dan akan ditambah, kemudian yang rusak itu akan diganti," katanyanya.

Baca Juga: Hilangnya Indra Penciuman ‘Anosmia’ Resmi Jadi Gejala Covid-19, Peneliti Ungkap Faktanya

Adapun tiga EWS yang masih berfungsi itu lanjut Usep, terpasang di Kecamatan Labuan, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur. "Dan yang aktif cuma ada tiga. Panimbang, Labuan, dan Tunggal Jaya di Kecamatan Sumur," ucapnya.

Diketahui hasil kajian Institut Teknologi Bandung menunjukan bahwa pulau Jawa diprediksi memiliki potensi gempa berkekuatan besar di selatan laut Jawa, yang dapat menimbulkan tsunami.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler