Luhut Pandjaitan Perintahkan BPPT dan Bio Farma Segera Produksi Alat Tes PCR-Rapid

3 Oktober 2020, 11:55 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.* /Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi/ /

 

PR BEKASI - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Bio Farma diminta untuk segera memproduksi alat tes PCR dan tes cepat (rapid test kit) untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan dalam negeri.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Produk-produk PCR dan Tes Rapid Dalam Negeri, Jumat, 2 Oktober 2020.

"Sekarang kita lihat BPPT dan Bio Farma untuk menyusun list (daftar) apa saja yang dibutuhkan dan impor produk apa saja yang kita batasi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Bukan Hanya Barca, Athletic Bilbao Juga Punya Tradisi Generasi Pemain

Luhut Pandjaitan menegaskan agar kapasitas produksi domestik dapat terserap terlebih dahulu dan impor bisa dilakukan bila produksi dalam negeri tidak mencukupi.

"Oleh karena itu nanti BUMN kita dorong untuk membantu investasi dalam bidang ini," katanya seperti dikutip dalam keterangan tertulis.

Luhut Pandjaitan pun meminta agar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita betul-betul mendorong agar industri industri dalam negeri bisa masuk di sektor farmasi.

Baca Juga: Ceritakan Kisah di Dalam Jeruji Besi Selama 3 Tahu, Mike Tyson: Bagi Saya, Itu Adalah Sebuah Berkah

Secara teknis, Luhut Pandjaitan yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu menyebutkan alat tes PCR Bio Farma sudah bisa diproduksi 1,5 juta dan bisa naik 3,5 juta per bulan.

"Tapi yang betul-betul mesti diperhatikan adalah stok reagennya. Reagen ini saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma) untuk juga produksi dalam negeri. Produksi dalam negeri masih terbatas, sekarang bagaimana kita tingkatkan kapasitas itu," ujar Luhut Pandjaitan.

Reagen diperlukan untuk ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen. Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19.

Baca Juga: Diduga Masih Sembunyi di Hutan, Terpidana Mati Cai Changpan Pernah Ikut Latihan Militer di Tiongkok

Menanggapi permintaan Luhut Pandjaitan, Kepala BPPT Hammam Riza yang juga hadir dalam rakor itu menyebutkan bahwa tim gugus tugas BPPT untuk riset inovasi COVID-19 telah siap memproduksi beberapa produk penilaian secara massal.

"Beberapa produk yang digunakan untuk screening seperti tes rapid telah dapat diproduksi secara massal," katanya.

Bekerja sama dengan PT Prodia, PT Tempo Scan Pacific dan PT Padma, BPPT telah mampu meningkatkan produksi tes rapid hingga lebih dari dua juta alat per bulan.

Baca Juga: Gawat! Donald Trump Alami 'Kesulitan Bernapas' Usai Dipindahkan ke Rumah Sakit Militer Walter Reed

"Bila kita ingin memenuhi kebutuhan yang proyeksinya enam juta per bulan dengan asumsi 200 tes per hari kali 30 hari," kata Hammam.

Lebih jauh, ia juga menjelaskan bahwa BPPT telah berhasil membuat alat tes PCR. Bersama Bio Farma, mereka telah mampu produksi alat PCR dengan kapasitas 1,5 juta per bulan.

"Alat PCR kit yang kita awali bersama pada bulan Maret bersama dengan startup biomolekuler milik Bio Farma sekarang berhasil memasuki generasi yang kedua dengan menggunakan metode multiplex berbeda dengan simulfix karena tingkat akurasi dan kecepatannya," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler