Ahok Dinilai Tidak Akan Mampu Menjadi Presiden RI, Pengamat: di Jakarta Saja Kalah

20 Oktober 2020, 18:26 WIB
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. /Instagram/@basukibtp

PR BEKASI – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok itu dinilai tidak akan mampu menjadi seorang Presiden Republik Indonesia.

Hal tersebut adalah karena pria yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) tersebut sempat kalah dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyampaikan hal itu pada hari Selasa, 20 Oktober 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Penemuan Hiu Bermata Satu Ini Pertanda Kemunculan Dajjal dalam Waktu Dekat?

“Tak mampu. Kan di DKI saja kalah,” ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Bukan hanya secara tingkat keterpilihan, secara kemampuan atau kecakapan pun Basuki Tjahaja Purnama dinilai tidak mempuni.

Buktinya, di saat harga minyak dunia turun, Ahok tidak mampu menggunakan pengaruhnya untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk rakyat Indonesia.

Baca Juga: Terpisah Selama 20 Tahun, Dua Saudara Kembar Ini Dipertemukan Kembali Akibat TikTok

“Di Pertamina juga tak bisa apa-apa. Harga minyak dunia turun, tapi kenapa harga BBM rakyat tak turun,” tutur Ujang Komarudin.

Selain itu, Basuki Tjahaja Purnama juga terkendala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Mahfud MD sebelum ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Baca Juga: Ruang Tamu Berada di Indonesia dan Dapur di Malaysia, Desain Interior Rumah Ini Viral di Medsos

“Waktu itu Mahfud MD sebagai pakar hukum mengatakan, (Ahok) tak bisa jadi Presiden karena alasan hukum,” tutur Ujang Komarudin.

Sebelumnya, dalam tayangan Aiman Kompas TV yang dipublikasikan di Youtube pada tahun 2018 silam, Mahfud MD sempat menegaskan bahwa Basuki Tjahaja Purnama tidak dapat mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden.

Hal tersebut adalah karena dia sempat dihukum selama dua tahun penjara, dalam satu tindak pidana yang diancam dengan lima tahun atau lebih.

Baca Juga: NasDem Apresiasi Usulan Fatwa MUI terkait Penambahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 7-8 Tahun

Mahfud MD pun menegaskan bahwa Basuki Tjahaja Purnama tidak dapat dijadikan sebagai menteri.

Sebagai informasi, dalam sebuah unggahan di kanal Youtube milik seniman Butet Kartaredjasa bertajuk “Kalau Ahok Jadi Presiden, Apa yang Dilakukan”, Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bahwa semua orang pasti memiliki kesalahan.

Namun, jika dirinya menjadi Presiden RI, maka anak koruptor sekalipun dapat masuk ke jajaran birokrasi, asalkan sudah menyatakan komitmen untuk jujur dalam bekerja.

Baca Juga: Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Puan Maharani: Indonesia Menghadapi Banyak Tantangan

Tetapi, jika ada pejabat yang berani melakukan korupsi, penegakan hukum yang keras harus dilakukan.

Bahkan jika diperlukan, setelah putusan berkekuatan hukum tetap dikumandangkan hakim, seorang Presiden dapat melakukan rekonsiliasi atau pemutihan.

“Langsung dilakukan pemutihan dosa-dosa lama, supaya dari rezim ke rezim ini tidak dijadikan ATM. Anak pejabat yang korupsi pun belum tentu korup, belum tentu dia tidak punya hati melayani rakyat, belum tentu dia tidak punya hati menolong yang miskin dan yang butuh pertolongan,” tutur Ahok.

Baca Juga: Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Puan Maharani: Indonesia Menghadapi Banyak Tantangan

Bukan hanya itu, Basuki Tjahaja Purnama juga sempat berbicara tentang kenaikan gaji dan tunjangan, serta subsidi bagi aparat TNI. Utamanya yang masih memiliki jasa dalam membela bangsa di peperangan.

Meski demikian, dipertegas soal dirinya masih punya peluang atau tidak menjadi seorang presiden, dia pun memberikan jawaban.

“Saya masih bisa jadi presiden, presiden direktur,” ucap Basuki Tjahaja Purnama.

Baca Juga: Omnibus Law Disahkan, Phelim Kine: Bertentangan dengan Hukum dan Aturan Internasional

Menurutnya, yang jelas ada narasi yang hilang di negara ini mengenai asal usul dirinya.

“Tiba-tiba seolah-olah saya bukan orang Indonesia asli, ada narasi yang hilang. Kalau kita bicara keyakinan, kita susah mengatakan siapa yang paling benar. Tapi kalau anda katakan beriman, ya saya lihat dari perbuatan kamu dong,” tutur Basuki Tjahaja Purnama.

“Perbuatan kamu menunjukkan iman kamu enggak? Jadi enggak usah suruh saya tunjukkan iman saya, saya akan tunjukkan melalui perbuatan saya. Anda akan tahu iman saya seperti apa,” ujarnya menabahkan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler