Tanggapi Soal Sikap Represif Pemerintah, Mardani Ali Sera: Harusnya Jokowi Jadi Penyeimbang

22 Oktober 2020, 10:37 WIB
Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera. //ANTARA//Abdu Faisal

PR BEKASI – Anggota DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera sebut cara kepemimpinanan Jokowi berubah bila dibandingkan ketika menjabat Wali Kota Solo.

Hal tersebut disampaikan Mardani Ali Sera dalam acara Mata Najwa yang mengangkat topik ‘Tahun Pertama: Jokowi Ma’ruf Sampai di Mana’ pada Rabu malam 21 Oktober 2020.

Awalnya, pembawa acara Najwa Shihab meminta pendapat Mardani Ali Sera terkait praktek demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Wajib Dicatat! Tanggal Libur dan Cuti Bersama Hingga Akhir Tahun, Desember Libur Panjang

Pasalnya, sejumlah aktivis menilai ada kemunduran yang nyata dalam kehidupan demokrasi sampai dinilai pemerintah berperilaku respresif.

Mardani Ali Sera lantas memberikan jawaban dengan memulai dari cara kepemimpinaan Jokowi di Solo. Mardani menilai ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo, dialog kepada masyarakat bagus.

“Dulu waktu di Solo Jokowi ingin mereformasi atau memperbaiki kualitas pasar dialog beliau bagus sekali hingga akhirnya masyarakat bisa menerima. Tetapi sekarang ini saya sedih ketika pak Jokowi bilang ‘kalau sampeyan tidak setuju silahkan ke MK,” kata Mardani Ali Sera sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-16 Kalah Tipis dari UEA, Bima Sakti Tidak Kecewa

“Belum lagi demonstrasi 8 dan 20 Oktober tak ditemui, ini demo loh. Di Solo malah Pak Jokowi gak perlu didemo tapi mendatangi. Jadi memang ada perubahan di sosok Pak Jokowinya, tidak ingin kebisingan,’ ujarnya melanjutkan.

Dengan cara Jokowi yang berubah itu, lanjut Mardani ingin memperlihatkan sosoknya yang ingin efektifitas dan efisien.

Lebih lanjut, Mardani pun memberikan contoh bagaimana proses dari pembuatan UU Omnibuslawa Cipta Kerja.

Baca Juga: Viral Video Buang Sampah di Kalimalang, Wakil Wakil Kota Bekasi: Pemiliknya Warga Tambun Selatan

“Dalam tanda kutip UU omnisbuslaw salah satu yang menunjukan 79 UU digabung jadi satu, cuma 64 kali pembahasan di masa pandemi dengan anti klimaknya tanggal 8 tetapi dimajukan jadi tanggal 5,” tuturnya.  

Lantas, Najwa Shihab kembali melemparkan pertanyaan terkait sosok Jokowi yang berubah sehingga tercermin dalam kepemimpinannya.

Mardani menegaskan, ada hubungan antara perubahan sosok Jokowi dengan cara kepemimpinannya saat ini sehingga akan berdampak pada kebijakan yang dikeluarkan.

Baca Juga: Penularan Covid-19 di Rumah Makan, Pakar Kesehatan Sebut Tes Usap Jadi Cara Paling Tepat

“Ada hubungan karena negeri ini bagaimana pun bergantung pada satu orang. Pak Jokowi itu Presiden, beliau memilih sekitar 50 orang untuk menjadi menteri atau kepala lembaga, nantinya mereka pun memilih Dirjen dan sebagainya. Tetapi keseluruhannya ini bergantung pada satu orang,” ujarnya.

Oleh karena itu, secara tegas Mardani Ali Sera mengatakan seharusnya Presiden Jokowi hadir di tengah aksi demonstrasi yang dilakukann rakyat sehingga bisa menjadi penyeimbang demokrasi.

“Sekarang ketika kita menghadapi demokrasi yang tidak seimbang, oposisi yang sangat luar biasa kecil, harusnya pak Jokowi hadir menjadi penyeimbang untuk menyehatkan demokrasi. Tapi beliau melakukan hal sebaliknya,” ujarnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler