Emmanuel Macron Hina Islam, PA 212 Akan Unjuk Rasa di Depan Kedutaan Besar Prancis

27 Oktober 2020, 12:19 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. /france24.com

PR BEKASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron terus mendapat kecaman dari berbagai pihak, terutama dari negara-negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, salah satunya Indonesia.

 Akibatnya, Emmanuel Macron pun banjir kritikan dari para pemimpin negara Islam di dunia, di antaranya dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Serupa dengan sikap kedua pemimpin negara tersebut, Persaudaraan Alumni (PA) 212 pun ikut mengecam pernyataan Emmanuel Macron yang dinilai telah menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW. 

Baca Juga: Diprotes karena Akan Ubah Kawasan Radio Malabar Gunung Puntang, Anji Beberkan Rencana Sebenarnya

Bahkan, PA 212 berencana mendatangi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta untuk mengecam pernyataan Emmanuel Macron tersebut.

"Insya Allah kami siap turun ke jalan melakukan aksi di depan Kedutaan Prancis," kata Wakil Sekretaris Jendral PA 212, Novel Bamukmin, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Selasa, 27 Oktober 2020.

Novel Bamukmi mengecam keras pernyataan Emmanuel Macron yang dianggap telah menghina Islam. Dia menilai, Macron sama saja telah mendukung penistaan terhadap umat Islam di seluruh dunia.

"Yang jelas umat Islam seluruh dunia termasuk Indonesia marah," kata Novel.

Baca Juga: Tidak Perlu Datang ke Lokasi, Cek dan Pesan Indekos Cukup Lewat Aplikasi Ini

Dirinya pun lantas menyerukan kepada umat Islam di Indonesia untuk memboikot produk-produk yang berasal dari Prancis yang beredar di Indonesia.

"Untuk saat ini sikap yang paling spontan adalah memboikot produk Prancis dan meminta kepada Duta Besar Prancis untuk mempunyai sikap tegas," kata Novel Bamukmin.

Kecaman dunia bermula ketika munculnya pernyataan Emmanuel Macron yang dinilai kontroversial dalam menanggapi pembunuhan seorang guru yang telah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya di kelas.

Setelah kejadian pembunuhan itu terjadi, Emmanuel Macron mengatakan, "Sang guru dibunuh karena kaum Islam menginginkan masa depan kita."

Baca Juga: Elektabilitasnya Salip Prabowo dan Anies, Ganjar Pranowo: Saya Mau Urus Mudik Saja

Dia juga mengatakan, "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia."

Emmanuel Macron bahkan membela perusahaan penerbit karikatur Charlie Hebdo tersebut, dengan menyebut bahwa itu adalah kebebasan berekspresi.

Keduanya menilai, pernyataan Emanuel Macron dapat memicu islamofobia di seluruh dunia. Akibatnya, negara-negara di Timur Tengah menyuarakan boikot terhadap produk-produk Prancis.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler