PKS Minta Presiden Jokowi Desak Emmanuel Macron Minta Maaf dan Tarik Kembali Ucapan Kontroversialnya

2 November 2020, 11:33 WIB
Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Aboe Bakar Alhabsyi. /Humas PKS/

PR BEKASI – Terkait ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap telah melukai hati umat Islam di seluruh dunia, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak Macron agar meminta maaf dan menarik kembali ucapannya tersebut.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Habib Aboe Bakar Alhabsyi dalam Peringatan Maulid Nabi SAW yang berlangsung di Kantor DPP PKS, Jakarta pada Minggu, 1 November 2020 malam.

Dia mengatakan, dukungan Emmanuel Macron atas penistaan berupa karikatur Nabi Muhammad SAW itu sangat menyakitkan karena dilakukan bertepatan saat umat Islam sedang merayakan maulid Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Baca Juga: Kapal Vietnam Terdeteksi Curi Ikan di Laut Natuna, Aksi Pengusiran oleh KKP Berlangsung Menegangkan

"Harus dipahami saat bulan maulid ini, umat Islam banyak menjalankan kegiatan untuk mengingat dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, sehingga penistaan tersebut dan tindakan Macron tentu terasa sangat menyakitkan umat Islam," kata Habib Aboe Bakar Alhabsyi, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 2 November 2020.

Dalam konteks politik global, katanya, tindakan Emmanuel Macron juga sangat membahayakan ketertiban dunia karena telah menyinggung sekitar 25 persen populasi dunia, yakni lebih dari 1,9 miliar warga dunia yang beragama Islam tersakiti hatinya atas tindakan ini.

"Tentunya ini tidak baik untuk ketertiban dan perdamaian dunia karena dikhawatirkan akan mengancam adanya konflik sosial," katanya.

Baca Juga: Hasil Gelar Perkara, Tersangka Kasus Penganiayaan TNI oleh Pengendara Moge HOG Bertambah Satu

Oleh karena itu, Habib Aboe meminta Presiden yang kerap disapa Jokowi tersebut untuk menekan Presiden Macron agar meminta maaf dan mencabut ucapannya.

Hal itu perlu dilakukan oleh Presiden Jokowi, lanjutnya, karena amanah konstitusi Indonesia menyampaikan bahwa salah satu tujuan bernegara adalah untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang juga didasarkan perdamaian abadi.

"Atas dasar itu, maka Indonesia harus berperan aktif untuk menyikapi persoalan ini, dengan tetap menjaga prinsip dasar politik luar negeri kita yang menganut politik bebas aktif," ujarnya.

Baca Juga: Erick Thohir Bantah Tudingan yang Sebut Pengangkatan Dirut dan Komut BUMN adalah Titipan Jokowi Saja

Sikap tegas Presiden Jokowi juga sangat penting untuk mewakili ratusan juta umat Islam di Indonesia.

Menurut Habib Aboe Bakar, Jokowi harus memahami suara hati masyarakat muslim Indonesia, apalagi sudah begitu banyak aspirasi dari MUI serta berbagai ormas lainnya.

Bahkan, katanya, tidak sedikit di antara masyarakat yang menyerukan dan melakukan langkah pemboikotan terhadap produk Prancis.

Baca Juga: ICW Sindir KPK yang Dinilai Enggan Ringkus DPO Harun Masiku, Ini Jawaban Ali Fikri

"Tentunya refleksi atas sikap berbagai lembaga dan masyarakat ini harus didengar dan diwakili oleh Presiden Jokowi dalam sikap tegasnya di kancah internasional," kata Habib Aboe Bakar.

Seperti diketahui, Emmanuel Macron mengatakan Islam sebagai agama yang "sedang dalam krisis di dunia" dan mendukung aksi majalah satir Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai bagian kebebasan berbicara.

Pernyataan Emmanuel Macron itu keluar setelah terjadi aksi pemenggalan seorang guru sejarah di dekat Paris bernama Samuel Patty karena memperlihatkan karikatur tersebut di kelas tempatnya mengajar sebagai bahan diskusi pembelajaran.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler