Puji Ganjar yang Tak Seperti Risma Dalam Tangani Aksi Massa, Haris Azhar: Saya Suka Gaya Bapak

5 November 2020, 11:37 WIB
Kolase foto Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri), Haris Azhar (tengah), dan Tri Rismaharini (kanan). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Aktivis HAM Haris Azhar memuji kinerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait penanganan aksi massa demo tolak Omnibus Law di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatannya Ganjar Pranowo menjelaskan pada saat kejadian tersebut, dirinya sedang menghadiri sebuah acara di Purworejo, kemudian dirinya pun ditelpon oleh staf-stafnya.

Ganjar Pranowo diberitahu bahwa banyak anak-anak SMA, SMK, dan SMP yang terlibat dan ditangkap polisi.

Baca Juga: Sindir Lawakan Ade Londok yang Main Fisik, Malih: Mau Lucu Tapi Gak Lucu, Malah Jadi Penghinaan

"Langsung saya telpon kapolrestanya saya coba datang, kebetulan pos pintu masuknya itu ada anak-anak yang lagi duduk di situ, ternyata itulah anak-anak pelajar yang demo dan dikelompokkan," ucap Ganjar Pranowo.

Lalu saat dirinya menanyakan alasan dibalik para pelajar demo tersebut, hampir semua anak menjawab dengan jawaban yang sama, "Saya iseng aja pak lewat"

Namun Ganjar Pranowo juga menjelaskan bahwa beberapa wali murid mengatakan bahwa mereka mendapat undangan demo dari grup WA.

Baca Juga: Hasil Liga Champions Grup H: MU Takluk di Turki atas Istanbul Baseksehir, Ole Buka Suara

Hal tersebutlah yang membuat mereka tergerak untuk berpartisipasi dalam demo tersebut.

"Lalu saya tanyakan kepada anak itu, kamu demo apa, "Demo tolak UU pa," jawab si anak, UU apa? ya pokoknya itulah pa," ucap Ganjar sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.

Jadi mereka dengan polosnya terhasut oleh ajakan-ajakan itu, menurut Ganjar Pranowo, dirinya hanya mau melindungi anak-anak tersebut agar tidak masuk ke dalam kondisi yang relatif berbahaya.

Baca Juga: Kasus Kematian Covid-19 di Kabupaten Bekasi Bertambah 3 Orang, 2 Diantaranya Petugas Medis

"Kondisi tersebut relatif bahaya yang terjadi di depan kantor saya itu ada yang masuk pertama, saya dikasih rekamannya semua, ada yang langsung dipilok, dan teriakannya pokoknya "robohkan-robohkan" lah, kalo ada anak-anak di situ kan ya mereka bisa jadi korban," tuturnya.

Ganjar Pranowo bersama rekan-rekannya pun pada saat itu akhirnya membuat posko di Disnaker Kota semarang dengan tujuan untuk mengoleksi pertanyaan-pertanyaan dari para demonstran.

"Kalo ada sesuatu silakan datang ke sana, sementara saya mengumpulkan informasi, dari kawan-kawan Menteri, Baleg. dan kawan-kawan dewan terkait sebenarnya ini apa sih yang dipertanyakan," ucapnya.

Baca Juga: Korut Berlakukan Larangan Merokok di Tempat Umum? Padahal Kim Jong Un Termasuk Perokok Berat

Dirinya mengaku sempat di-bully juga oleh warganet, pada saat itu saya menanyakan kepada para pendemo, Anda sudah baca UU-nya?, "belum pak" jawab mereka, lalu netizen kemudian ngomong, "emangnya pak Ganjar udah baca?."

"Justru karena saya juga belum baca, ini kan problemnya di sini belum baca, di sana belum baca tapi kok pagarnya udah roboh, kita sama-sama belum baca kok," ucapnya.

Bahkan menurutnya seharusnya ajang demonstrasi digunakan sebagai forum membaca UU Cipta Kerja Omnibus Law bersama-sama karena Ganjar dan staf-stafnya pun belum membaca dan paham isi UU tersebut pada waktu itu.

Baca Juga: Hasil Liga Champions Grup F: Dortmund Menang 3-0 di Kandang Brugge, Halland Sumbang Dua Gol

Haris Azhar pun menyambut baik pernyataan Ganjar Pranowo tersebut. Menurutnya ada ungkapan yang lebih tepat untuk kondisi yang dihadapi Ganjar Pranowo saat itu.

"Kalo saya mau bilang begini, sini belum baca sana belum baca lah kok disahkan Omnibusnya," tuturnya.

Menurutnya untuk berdemo tidak perlu baca dulu UU-ya karena pada saat itu tiap minggu versinya pun berubah-ubah.

Baca Juga: Hasil Liga Champions Grup E: Dibantu VAR, Chelsea Bekuk Rennes Lewat Dua Penalti Werner

"Tapi begini, ada suara publik yang boleh digetarkan satu sama lain menjadi distorsi, menjadi perbincangan dan itu bisa bergerak sama-sama di kalangan pemuda," ucapnya.

"Jadi menurut saya mereka punya hak, indonesia sudah menandatangani konvensi hak anak, itu jadi rujukan juga untuk menyusun peraturan perundang-undangan untuk melindungi anak-anak, artinya ada hak yang dijamin," katanya.

Menurutnya yang menjadi permasalah di Indonesia saat ini adalah adanya over kriminalisasi, seperti menuduh anak-anak melakukan kejahatan, dan anarko. 

Baca Juga: Hasil Liga Champions Grup H: Di Maria Gagal Eksekusi Pinalti, Leipzig Sukses Taklukan PSG

Namun jika sekadar berbagi WA menurut Haris tidak ada yang salah karena itu hanya tempat untuk berbagi informasi.

"Nah ini menurut saya kita harus spesifik dan saya gak respek sama negara, gak respek sama presiden yang memobilisasi pimpinan daerah kayak misalnya bu Risma marah-marah gak jelas, anak orang dimarah-marahin, terus orang disuruh cium tangan dan sebagainya," ucapnya.

"Jadi menurut saya betul di situ bahwa harus ada solusi dialog, saya suka gaya pak Ganjar yang mau nemuin mereka," katanya.

Baca Juga: Menkominfo, Johnny G Plate Jamin Seluruh Masyarakat Indonesia Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19

Tapi sekali lagi Haris Azhar mengingatkan, kesimpulan dari  satu dua peristiwa jangan dipakai menggeneralisasi segala hal yang terjadi belakangan di negeri ini.

Ganjar Pranowo pun menyambungnya dengan membahas pentingnya sebuah komunikasi dalam situasi  genting seperti ini.

"Yang penting kita komunikasi saja dengan mereka, saya proaktif mendatanginya, dan akhirnya kita bisa kok menyampaikannya, saya sharing informasinya, temen-temen buruh pada hari berikutnya bisa nyanyi dan dangdutan dengan saya," tuturnya.

Baca Juga: Tinggal Enam Suara Elektoral Lagi Biden Akan Menang, Trump Malah Minta Penghitungan Ulang, Kenapa?

"Memang saya juga tidak sepaham semua dengan bung Haris Azhar, kita beda pada beberapa sikap, soal anda punya sikap berbeda saya juga menghormati tapi komunikasi kita lakukan karena ternyata itu bisa meredam," tutupnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler