Rocky Gerung Kagum, Pemuda Non-Islam Ini Mengaku Dirinya Islamofobia di Depan Habib Rizieq

16 November 2020, 18:43 WIB
Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

PR BEKASI - Kehadiran dari berbagai kelompok organisasi di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat nampaknya menjadi sorotan publik belakangan ini.

Karena, tak hanya kelompok-kelompok dari agama Islam saja, bahkan dari non-Islam pun turut hadir di kediaman imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Keramaian di markas Habib Rizieq ini diumpamakan oleh seorang pengamat politik, Rocky Gerung, sebagai konsolidasi oposisi.

Baca Juga: Trump Labil, Sempat Sadar Diri Kalah dari Joe Biden, Kini Dirinya Kembali Akui Menang Pilpres AS

Dinamakan konsolidasi oposisi karena menurutnya, kelompok-kelompok ini berkumpul di Petamburan karena ingin menjauhi Istana.

"Konsolidasi oposisi di markas petamburan mulai terbentuk, dan bahwa ternyata bukan hanya mengundang FPI atau umat Islam, ada juga kelompok-kelompok non-Islam, bahkan ada kelompok kiri juga bergabung di sana," ucapnya.

"Orang yang ingin berkumpul di sana adalah orang ingin menjauh dari istana, jadi porosnya akhirnya di Petamburan," sambung Rocky Gerung, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 16 November 2020.

Baca Juga: Kasus Akun Bodong Coreng Nama Persipura, Benhur Tomi Mano Buka Sura

Rocky Gerung menilai bahwa Habib Rizieq memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai jenis kelompok dari pengikutnya.

"Habib punya kemampuan bersama-sama berbicara tentang bangsa dengan variasi pengikut yang beragam, bagi habib itu adalah kawan berbicara dan kawan warga negara. Saya kira itu sinyal bagus dari Petamburan," ucapnya.

Lalu ucapan seorang pemuda aktivis buruh non-Islam bernama Iyut di forum Petamburan tersebut juga menarik perhatian Rocky Gerung, berikut adalah isinya:

Baca Juga: Wagub Jakarta Imbau Agar Tak Kerahkan Massa Saat Natal, Ernest Prakasa: Minoritas Mah Nurut Aja Lah

"Mudah-mudahan kedatangan Habib bukan hanya menjadi momentum bersatunya para buruh, bukan kami tidak mendukung rezim ya, tapi kebijakannya banyak yang tidak berpihak kepada kami, terutama kaum buruh.

Nah semoga kawan-kawan di sini, saya minta energinya yang luar biasa Habib, dengan Habib, saya dari gerakan buruh, ayo kita saling sinergi gitu, Omnibus Law ini jahat, kita wariskan kepada masa depan tolong dihentikan dengan bagaimanapun cara kita menyuarakannya.

Saya merasa kawan-kawan tuntutannya masih bernuansa teologi, bahwa isu Islam itu masih nomor satu, menurut kami itu harus di-blend gitu, biar ketika massa Islam itu bisa mendapatkan simpatik dari massa kiri massa tengah, saya sangat yakin akan terjadi perubahan.

Baca Juga: Milad Muhammadiyah Ke 108, Haedar Nashir: Jika Tak Bisa Beri Solusi, Setidaknya Jangan Bikin Masalah

Selama ini kita tidak nge-blend, mudah-mudahan suara saya ini bisa merangkul, saya juga berjuang mati-matian selama ini 9 tahun melawan narasi-narasi Islamofobia.

saya juga mau ngaku dosa di sini, saya itu aktivis islamophobia di sosial media, setelah 9 tahun ini saya menebus dosa saya, saya menghantam semua narasi, bahkan saya sampai diincar oleh ahlul pancasila (orang-orang yang merasa paling Pancasila),itu Habib.

Jadi sekali lagi mudah-mudahan kedatangan Habib menjadi momentum persatuan antara massa Islam, massa tengah dan massa kiri,

Baca Juga: Respons Kemarahan Nakes, Henry Subiakto: Hidup di Negeri Ini Kesabaran Kita Sering Diuji

saya sangat yakin Habib, bahwa Tuhan yang saya sembah bersama kawan-kawan di sini juga bersama Habib, perjuangan kita belum selesai, semoga pak Habib Rizieq sehat-sehat selalu, dijauhkan dari tangan-tangan nakal rezim.

Juga yang terakhir semoga Habib selalu menyuarakan keras dan lantang, karena itu yang saya sukai dari habib saya terinspirasi bagaimana cara Habib itu gak tedeng aling-aling gitu, semoga tidak kena delik UU ITE juga ya Habib."

Rocky Gerung pun memberikan komentar positifnya pada pemuda ini dan mengatakan, "Dia non-muslim, dia menyembah Yesus Kristus, tetapi dia punya harapan agar Habib Rizieq pimpin gerakan ini dan bukan hanya menyatukan Islam tapi juga kelompok kiri dan juga kelompok-kelompok non-Islam."

Baca Juga: Masyarakat Gerah Banjir Sering Terjadi, Komunitas Save Kali Cikarang Sambut Baik Rencana Pemkab

Menurutnya, orang seperti Iyut inilah yang ingin melihat Indonesia tumbuh adil tidak memandang apapun agamanya itu.

"Dia itu tipikal orang yang ingin melihat bangsa ini tumbuh hanya di dalam isu keadilan, jadi unsur-unsur semacam ini yang tadinya tidak bisa dibaca oleh mainstream media, akhirnya menemukan semacam oase, yaitu oase persahabatan di petamburan," ucapnya.

Bahkan menurut Rocky Gerung, pernyataan Iyut yang berani mengaku dirinya sebagai Islamophobia menunjukkan bahwa permasalahan di negeri ini sudah menembus batas agama.

Baca Juga: Israel Bangun Permukiman Ilegal Baru di Jerusalem Timur, Peluang Palestina Merdeka Semakin Sulit

"Bahkan dia sebut dirinya Islamofobia sebagai upaya untuk memperlihatkan bahwa tidak ada masalah di dalam urusan agama, karena kita semua ingin menghasilkan ulang Indonesia bermutu, Indonesia adil dan beradab," tuturnya.

"Jadi saya pikir Habib mengerti itu dan dia berikan kesempatan untuk saudara Iyut untuk mengucapkan apa yang menjadi kegelisahan dia selama ini dalam menilai kepemimpinan Presiden Jokowi itu." sambung Rocky Gerung.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler