Usai Didenda, Habib Rizieq Akan Tetap Keliling Indonesia, DPP FPI: Imam Besar Kita Gak Pernah Mundur

19 November 2020, 12:47 WIB
Imam Besar Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. /ANTARA FOTO /Arif Firmansyah/

PR BEKASI - Setelah didenda usai menggelar acara Maulid Nabi di kediamannya, Petamburan, Jakarta Pusat, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) rencananya akan tetap keliling Indonesia.

Sebelumnya usai kedatangannya ke Tanah Air, Habib Rizieq telah menjelaskan bahwa dirinya akan berdakwah mengelilingi seluruh Indonesia.

"Kan kita masih mau ceramah di mana-mana, insyaAllah nanti kita ke Bandung, Madura, Lombok, Aceh, Pontianak, kita akan keliling semua untuk terus melanjutkan dakwah," ujar Habib Rizieq.

Baca Juga: UMK Kota Bekasi 2021 Alami Kenaikakan 4,21 Persen, Lebih Besar Dibanding UMP DKI Jakarta

Namun karena menggelar acara Maulid Nabi dan pernikahan putrinya beberapa waktu yang lalu sehingga menciptakan kerumunan, Habib Rizieq didenda sebesar Rp50 juta.

Usai peringatan berupa sanksi administratif tersebut, nampaknya Habib Rizieq akan tetap melanjutkan rencananya untuk keliling Indonesia. 

Hal tersebut dibenarkan oleh ketua PA 212 sekaligus ketua DPP FPI, Slamet Ma'arif.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Kunjungi Puskesmas Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Tinjau Simulasi Vaksinasi Covid-19

Dirinya mengungkapkan bahwa Habib Rizieq tidak akan pernah mundur dan revolusi akhlak yang beliau suarakan akan tetap berjalan.

"Jadi imam besar kita gak pernah mundur, artinya gagasan revolusi akhlak yang beliau gaungkan dan beliau akan pimpin akan tetap berjalan," ucapnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.

"Adapun konsolidasi yang sedang diagendakan, kami pastikan juga akan terus berjalan dengan melihat situasi dan keadaan yang ada, artinya beliau akan menentukan langkah dan strateginya dengan melihat situasi keadaan yang berkembang," tutur Slamet.

Baca Juga: Cek Fakta: Pekerja Tahun 1990-2019 Dikabarkan Berhak Menarik Uang Rp21,5 Juta di Bank Indonesia

Slamet pun memberikan sebuah contoh kasus yang memungkinkan acara keliling Indonesia Habib Rizieq akan tetap berjalan.

"Saya kasih contoh kalo misalkan Habib Rizieq sudah mengurangi jumlah umat yang banyak, tapi di satu sisi ulama yang lain yang selama ini dianggap pro dengan pemerintah dibiarkan mengumpulkan umat ribuan tidak pernah ada sanksi," ucapnya

"Kemudian misal di Pilkada besok juga ternyata kerumunan massa yang tak terbendung dipertontonkan, kemudian ada ormas lain melakukan hal yang sama, terus hanya habib rizieq yang gak boleh? gak adil juga dong," kata Slamet.

Baca Juga: UU Kekarantinaan Kesehatan Dinilai Hanya Menjerat yang Bukan Kelompoknya, Said Didu: Klean Waras?

Artinya menurut Slamet, keadaan di masa yang akan datang,  berdasarkan fakta, data, dan kondisi di lapangan akan menentukan strategi imam besar kita dan FPI untuk mengambil langkah ke depannya.

Lebih lanjut, Tenaga Ahli Utama KSP, Dany Amrul Ichdan melihat konflik ini sebagai momentum untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

"Kita jadikan momentum ini sebagai refleksi untuk perbaikan langkah konkrit ke depan. oleh karena itu harus dibangun yang namanya 3 power," ucapnya.

Baca Juga: Sentil Kelakuan Pejabat Tak Akur Akhir-akhir ini, Fahri Hamzah: Gak Perlu Tuduh Siapa pun Pengecut

Pertama menurutnya adalah power of believe, keyakinan bahwa permasalahan ini akan segera berlalu dan kita harus mengambil hikmahnya.

Lalu yang kedua adalah power of unity, persatuan kekuatan, jangan ada pemisahan lagi antara ulama, pemerintah, dan seterusnya, sekarang kita semua harus menjadi satu melawan Covid-19.

Ketiga adalah power of commitment, kita harus komit dan berjanji mengatasi ini dengan cepat. 

Baca Juga: Hari Toilet Sedunia Jatuh pada 19 November, Simak Sejarah Singkat dan 5 Fakta Pentingnya

pertama power of believe, keyakinan bahwa ini akan segera berlalu dan kita ambil hikmahnya.

"Ini bisa sukses apabila ada trust (kepercayaan), trust gimana? kalo semua bisa jadi role model (contoh), pejabat publik harus bisa jadi contoh, ulama jadi contoh, dan publik agar bisa memberikan kesejukan di dalam berdakwah sehingga masyarakat bisa menerima dengan baik," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler