Video Lama Viral Lagi Saat Polemik TNI dan FPI, Cak Nun: Merasa Malaikat dan Tuduh yang Lain Setan

21 November 2020, 21:17 WIB
Cak Nun berpesan agar bersikap arif dan bijaksana sehingga mampu mengapresiasi satu sama lain. /Wilujeng Kharisma/Pikiran Rakyat

PR BEKASI - Polemik baliho-baliho yang menampilkan sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq kini ramai diperbicarakan.  

Sebelumnya, telah beredar video penurunan paksa baliho Habib Rizieq oleh oknum yang tampak mengenakan seragam TNI viral di media sosial.

Panglima Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman membenarkan pencopotan baliho tersebut oleh pihaknya. Dudung menilai, FPI telah berbuat seenaknya dengan memasang baliho tersebut.

Baca Juga: Kabar Baru bagi Penumpang Kereta! PT KAI Tak Lagi Wajibkan Rapid Test, Tapi Hanya untuk Tujuan Ini

Di sisi lain, FPI, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan simpatisan Habib Rizieq menilai tindakan TNI tersebut tidak sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Perdebatan panas seputar siapa yang salah dan siapa yang benar tersebut rupanya pernah jauh hari diwanti-wanti oleh Cak Nun.

Emha Ainun Nadjib atau dikenal Cak Nun pernah mengungkap bahwa dalam pertikaian ini, masing-masing pihak akan merasa paling benar dan menuduh pihak lain yang salah.

"Yang satu merasa malaikat dan menuduh yang lainnya setan. Bukan hanya menuduh karena berkepentingan, dia yakin dia malaikat dan yang lain itu diyakini itu setan," kata Cak Nun dalam kanal YouTube ILC, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 21 November 2020.

Baca Juga: Dari Piknik hingga Menggambar, Berikut 6 Ide Nikmati Akhir Pekan Bersama Anak

Cak Nun mengungkap, pertikaian semacam ini tidak akan pernah selesai jika masing-masing pihak akan merasa benar.

"Masing-masing merasa benar. Jadi, kita tidak akan pernah selesai dengan seluruh pertengkaran, permusuhan, kebencian kalau kita saling menyombongkan kebenaran kita masing-masing," tutur Cak Nun.

Pertikaian pencarian siapa yang salah dan siapa yang benar ini, menurut Cak Nun, justru akan membimbing ke arah pertarungan kekuatan, bukan pembuktian kebenaran.

"Kalau kita bertengkar soal siapa yang salah dan siapa yang benar, nanti yang terjadi bukan pembuktian mengenai kebenaran, tapi yang terjadi adalah kalah menang secara kekuatan," ucap Cak Nun.

Baca Juga: Dituding Melempem Tindak FPI, Teddy Gusnaidi Sentil Anies: Butuh Suara untuk Pilkada

Oleh karena itu, Cak Nun mengajak kita merenung bahwa esensi pertikaian terletak pada 'apa', bukan pada 'siapa'.

"Jadi sekarang ini kita belajar mencari apa yang salah, apa yang benar. Kita mencari 'apa'nya, bukan 'siapa'nya," ujar Cak Nun.

Cak Nun juga berpesan untuk berhenti mencari pihak siapa yang salah sebab pertikaian tidak akan pernah berakhir.

"Kita harus berhenti mencari apalagi memusnahkan siapa yang salah. Karena bagi yang kita tuduh siapa yang salah, bagi mereka kita yang salah," kata Cak Nun.

Baca Juga: Respons Positif UU Cipta Kerja, Ekonom: World Bank Yakin Ini Jadi Sentimen Positif bagi Investor

Mengenai kebenaran sendiri, Cak Nun menyampaikan bahwa kebenaran datangnya dari Allah SWT. Manusia, menurut Cak Nun, hanya mampu menafsirkannya.

Oleh karena itu, tafsiran kebenaran menurut seorang manusia akan berbeda dengan tafsiran manusia lainnya.

"Allah sendiri mengatakan 'kebenaran ini datangnya dariku', manusia hanya dapat cipratannya dan menafsirkannya. Tafsir kebenaran ini harus hati-hati, karena saya menafsirkan kebenaran beda dengan Anda menafsirkan kebenaran," tutur Cak Nun.

Cak Nun juga berpesan kepada siapa pun dan pihak manapun agar bersikap arif dan bijaksana serta ilmu yang luas sehingga mampu mengapresiasi kebenaran satu sama lain.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Siap Bertemu Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean: Jangan Hinakan Negara Ini Pak

"Kita harus punya kematangan dan keluasan berpikir. Mau FPI, Hizbut Tahrir, Ahokers, atau siapa pun dituntut untuk memiliki kearifan kebijaksanaan dan ilmu yang seluas-luasnya untuk mengapresiasi kebenaran satu sama lain," kata Cak Nun.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ILC

Tags

Terkini

Terpopuler