Aktivitas Gunung Merapi Siaga Usai Ada Guguran Tebing Lava, 5 Daerah Ini Diminta Siapkan Mitigasi

- 23 November 2020, 11:43 WIB
Ilustrasi kondisi Gunung Merapi yang saat ini berstatus siaga.
Ilustrasi kondisi Gunung Merapi yang saat ini berstatus siaga. /Antara

PR BEKASI - Gunung Merapi kembali menunjukkan kenaikan aktivitas berdasarkan pengamatan pada Minggu, 22 November 2020.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah telah mengalami guguran tebing lava lama.

Sementara, Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulisnya di Yogyakarta pada Senin, 23 November 2020 hari ini, mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1954 yang berada di dinding kawah utara.

Baca Juga: Dibuat Bingung dengan Sikap Pangdam Jaya, DPR: Jadi Soal Copot Baliho Itu Tugas Siapa?

Diketahui bahwa material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," kata Hanik, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Senin, 23 November 2020.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa guguran tebing lava lama terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu, 22 November 2020 kemarin pukul 6.50 WIB.

Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.

Baca Juga: Anggap Pencopotan Baliho oleh TNI Sudah Sesuai UU, Lestari Moerdijat: Alat Negara Berhak Menertibkan

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," katanya.

Setelah statusnya ditetapkan menjadi siaga sejak 5 November 2020 lalu, hingga saat ini aktivitas kegempaan di Gunung Merapi tercatat masih cukup tinggi.

Ia juga menjelaskan, kegempaan dangkal yang dominan terjadi pada aktivitas Gunung Merapi mengakibatkan ketidakstabilan material lama yang ada di puncak.

Pada periode pengamatan Minggu, 22 November 2020 hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran dan 81 kali gempa embusan.

Baca Juga: Tak Terima Dituduh Buang Pembalut dan Kondom Sembarangan, Selebgram Diniyah Nurmala Angkat Bicara

Selain itu, terjadi 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.

BPPTKG pun hingga kini masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Sehingga, potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Baca Juga: Soroti Fenomena Dewakan Keturunan Nabi, Buya Syafii: Bung Karno Pernah Beri Kritikan Keras Soal Ini

Selain itu, BPPTKG juga meminta pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta untuk melakukan persiapan.

Persiapan tersebut dilakukan dengan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x