Desak Penghentian Visa untuk Israel, Fadli Zon: Ini Bukan Anti-Yahudi, Normalisasi Tak Bisa Diterima

- 1 Desember 2020, 06:49 WIB
Ketua BKSAP, Fadli Zon mendesak pemerintah Indonesia agar segera melarang kembali pemberian visa bagi warga Israel.
Ketua BKSAP, Fadli Zon mendesak pemerintah Indonesia agar segera melarang kembali pemberian visa bagi warga Israel. /ANTARA/Boyke Ledy Watra/ANTARA

PR BEKASI – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendesak agar Pemerintah segera menghentikan kebijakan pemberian visa untuk Warga Negara Asing (WNA) asal Israel.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (BKSAP DPR), Fadli Zon.

"Untuk kebangsaan kita, menormalisasi hubungan dengan Israel tidak dapat diterima. Karena itu kita harus hentikan kebijakan yang memberikan visa kepada warga Israel," kata Fadli Zon, di Jakarta, Senin, 30 November 2020.

Baca Juga: Siap-siap Warga di 2 Wilayah Ini, PLN Akan Mematikan Listrik Hari Ini Selasa, 1 Desember 2020 

Dirinya mengatakan, Presiden Soekarno pernah berujar bahwa selama kebebasan Palestina tidak dikembalikan kepada masyarakat Palestina, maka Indonesia akan selamanya menentang penjajahan Israel.

"Itulah yang dikatakan Soekarno, bapak pendiri bangsa kami," kata politisi dari Partai Gerindra tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Pernyataan Presiden Soekarno tersebut juga secara eksplisit dinyatakan dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945.

"Dalam UUD, kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sejalan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata dia, mengutip alinea pertama UUD 1945.

Baca Juga: Viral Video Ceramah Ustaz, Sebut Umat Islam yang Buat Tumpeng Otomatis Jadi Beragama Hindu 

Dirinya menambahkan, Pemerintah Indonesia seharusnya perlu lebih memberi dukungan politik terhadap Palestina terkait dalam konflik dengan Israel.

Dukungan politik tersebut, kata Fadli Zon, mampu mempertahankan negara Palestina untuk tetap merdeka, demokratik, dan berdaulat.

Fadli Zon mengatakan bahwa negara-negara perlu mengisolasi Israel dari interaksi dengan bangsa-bangsa lain, terutama melalui kegiatan ekonomi, sebagai contoh kampanye boikot produk Israel.

"Hal ini bukan berarti anti-Semit (anti-Yahudi). Namun, merupakan suatu respons terhadap keras kepalanya Israel," kata Fadli Zon.

Baca Juga: Viral Video Ceramah Ustaz, Sebut Umat Islam yang Buat Tumpeng Otomatis Jadi Beragama Hindu 

Fadli Zon mengatakan bahwa sejak Israel dibentuk dari 'tanah Palestina yang dicuri' pada tahun 1948, mereka terus melakukan berbagai upaya untuk mendelegitimasi keberadaan negara dan bangsa Palestina.

"Sejak Perjanjian Oslo pada tahun 1993 hingga Perjanjian Abad Ini (Deal of the Century) yang memalukan, bahkan telah membuat politik Israel menjadi lebih kuat," kata Fadli Zon.

Selanjutnya, negara-negara Arab berupaya membuat normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, itu justru dianggap Fadli Zon sebagai kemenangan bagi negara Israel. Negara-negara yang sudah antara lain Uni Emirat Arab dan Bahrain.

"Saya menggarisbawahi, normalisasi hubungan politik dengan Israel adalah suatu kesalahan," kata Fadli Zon.

Baca Juga: Soroti Sikap Bima Arya ke Habib Rizieq, Politisi PKS: Apakah Pasien di Bogor Diperlakukan Kaya Gini? 

Fadli Zon mengatakan bahwa peristiwa itu membuat perampasan dan juga pengusiran bangsa Palestina dari tanah air mereka menjadi sering dilakukan oleh Israel.

"Termasuk juga, pelanggaran-pelanggaran telah dilakukan selama tujuh dekade terakhir," kata Fadli Zon

Oleh karena itu, menurut Fadli Zon, dunia internasional termasuk Pemerintah Indonesia perlu lebih keras menentang Israel untuk menekan mereka.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x