Prabowo Subianto Sebut Edhy 'Anak yang Diangkat dari Selokan', Refly Harun: Itu yang Ingin Didengar

- 5 Desember 2020, 08:39 WIB
Edhy Prabowo dan Istri, Iis Rosita Dewi saat foto bersama Prabowo Subianto.
Edhy Prabowo dan Istri, Iis Rosita Dewi saat foto bersama Prabowo Subianto. /@iisedhyprabowo/Instagram

PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi pernyataan kontroversial adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo yang dilontarkannya kepada Edhy Prabowo.

Kasus korupsi ekspor benih lobster yang dilakukan eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy, disebut Hashim membuat Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo sangat marah.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Hashim Djojohadikusumo, yang merupakan adik kandung dari Prabowo Subianto.

Baca Juga: Covid-19 Tembus Rekor Baru, Puan 'Lagi-lagi' Minta Pemerintah Evaluasi Penanganan Pandemi

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa. Merasa dikhianati. Terus terang saja dia bilang ke saya dalam bahasa Inggris, saya kan dengan kakak saya sudah 66 tahun pakai Bahasa Inggris," ucap adik Prabowo.

"Dia (Prabowo) sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu. Kok dia berlaku seperti ini," sambung Hashim saat konferensi pers di Jakarta Utara.

Menurut Refly Harun, tanggapan tersebutlah yang seharusnya keluar dari mulut Prabowo dan didengar oleh Publik.

"Sebenarnya tanggapan itulah yang kita ingin dengar dari Prabowo, tapi sayangnya sampai saat ini Prabowo keep silent (tetap diam)," ucapnya.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pembalap Indonesia Segera Kembali ke Moto2, Tapi Masih Ada Satu Hambatan

"Memang Hashim mengatakan Prabowo marah serta anak yang diangkat dari selokan, jangan-jangan nama Prabowo itu dipakai oleh Edhy ya, jadi Edhy Prabowo," sambung Refly Harun.

Refly menyayangkan hingga saat ini masih belum ada pernyataan resmi dari Prabowo Subiamto secara langsung soal perilaku anak buahnya yang melakukan tindak pidana korupsi tersebut yang malah disampaikan oleh adiknya bahwa yang bersangkutan marah.

"Padahal public statement (pernyataan publik) itulah yang ingin didengar orang-orang, masyarakat, pecinta Prabowo, pendukung Gerindra, ketika menit pertama Edhy Prabowo ditangkap oleh KPK," tuturnya.

Karena ketidaktegasan Prabowo tersebutlah, menurut Refly, Edhy mengajukan terlebih dahulu untuk mundur dari partai Gerindra dan Menteri KKP sehingga Prabowo pun akhirnya kecolongan momentum.

Baca Juga: Rahayu Saraswati Disebut Suap Edhy Prabowo, Hashim Djojohadikusumo: Anak Saya Korban Fitnah Jahat

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly UNCUT, Sabtu, 5 Desember 2020, Refly Haru  menilai masih belum lazim jika pernyataan tersebut tidak datang dari mulu Prabowo pribadi.

"Kalau dari mulut Hashim, ya kita kan tidak tahu persisnya apa yang dikatakan Prabowo tersebut dan bagaimana pertanggungjawabannya sebagai ketua umum Gerindra, sebagai orang yang membawa Edhy masuk ke kabinet, kan semuanya itu pastilah melalui keputusan mutlak seorang Prabowo," ucapnya.

Refly Harun yakin bahwa dengan sistem partai politik di Indonesia saat ini, pastilah Prabowo yang mengajukan seorang Edhy Prabowo untuk menduduki kursi Menteri KKP.

"Karena kita tahu partai di Indonesia kan kecenderungannya adalah one person show (pertunjukkan satu orang), jadi siapa yang mengisi portofolio kementerian pastilah Prabowo yang menentukan, dia menentukan dirinya sendiri dan menentukan Edhy untuk menjadi Menteri KKP," tuturnya.

Baca Juga: Kesal Dikhianati Edhy Prabowo, Prabowo Subianto: Dia Saya Angkat dari Selokan dan Ini Balasannya

Refly Harun juga menilai bahwa tindakan yang Prabowo lakukan saat ini dengan hanya menutup mulutnya merupakan tindakan yang paling rendah dari segi moral.

"Secara gradasi politik moral, tindakan Prabowo termasuk yang paling rendah karena, tidak memberikan pernyataan apa-apa, pernyataan publik yang bisa dilihat dan didengar," ucapnya.

Perlu diketahui, tidak hanya Prabowo yang merasa dirugikan, Hashim juga mengaku keluarganya ikut terseret dalam kasus yang dilakukan Edhy. Perusahaan milik anaknya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dianggap ikut menikmati kebijakan Edhy Prabowo.

Hashim merasa dirugikan karena perusahaan milik anaknya, PT Bima Sakti Mutiara, tak mendapatkan izin ekspor. Ia lalu menggandeng pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.

Baca Juga: 4 Desember Jadi Hari Milad GAM, Komite Peralihan Aceh Tak Masalahkan Pengibaran Bulan Bintang

Hotman Paris mengakui apa yang dilakukan Edhy banyak dikaitkan dengan Prabowo. Ia menegaskan anggapan tersebut harus diubah.

Apalagi, kata Hotman Paris, perusahaan PT Bima Sakti Mutiara milik Saraswati tersebut belum mendapatkan izin.

"Mentang-mentang Edhy ini adalah mantan anak buah Prabowo Subianto seolah-olah semua yang dilakukan dalam bidang ekspor ini motornya di belakang adalah Prabowo atau keluarganya dapat manfaat. Itu image," ujar Hotman.

"Seolah-olah kalian wartawan setiap kali bikin berita waktu Edhy ditangkap selalu gambar dua tokoh ini dimasukin di belakang. Padahal di saat pelaku-pelaku koboi sudah dapat izin ekspor, malah mereka sampai hari ini belum dapat izin ekspor," tambahnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah