Ternyata Dokumen Supersemar di Lembaga Arsip Nasional Tidak Asli, Lalu di Mana yang Sebenarnya?

- 14 Desember 2020, 10:33 WIB
Supersemar yang disimpan ANRI bukan yang asli/DOK. PR
Supersemar yang disimpan ANRI bukan yang asli/DOK. PR /

Ia menuturkan bahwa secara umum, arsip yang masuk atau tersimpan di ANRI tidak banyak hanya berkisar sembilan hingga sepuluh persen saja terutama yang benar-benar berguna bagi penelitian. 

ANRI memiliki sebuah program yaitu penyelematan arsip yang bertujuan menyelamatkan dokumen atau arsip bernilai sejarah. 

Baca Juga: Innalillahi, Ibu yang Tega Bunuh 3 Anak Kandungnya di Nias Dilaporkan Meninggal Dunia

“Itu dilakukan dengan adanya kegiatan akuisisi arsip statis,” ucapnya. 

Ia menyampaikan, oleh karena itu, tidak semua arsip yang datang dari berbagai lembaga dapat diterima atau masuk ke dalam ANRI sebagai warisan sejarah masa lalu. 

Pascadiserahkan, ANRI akan memeriksa hingga peroses penilaian. Setelah itu barulah dilakukan penetapan status dari arsip itu sendiri apakah diserahkan ke ANRI atau dikembalikan kepada instansi perciptanya. 

Baca Juga: Pemerintah Belum Tetapkan Harga Vaksin Covid-19, Masyarakat Diminta Tunggu Pengumuman Resmi

“Jadi kita menambah koleksi arsip dengan cara mengakuisisi arsip dari para pencipta,” tuturnya. 

Sebagai informasi Supersemar merupakan surat perintah yang ditandatangi oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada 11 Maret 1966. 

Surat ini berisi perintah yang menginstrusikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawasi situasi keamanan yang buruk saat itu. 

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah