PR BEKASI - Status tanggap bencana gunung Semeru telah ditetapkan selama 15 hari sejak 1 Desember lalu, setelah gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengeluarkan semburan awan panas.
Dari data pos pengamatan gunung semeru tanggal 15 Desember 2020 pukul 00.00 hingga 6.00 WIB, gunung Semeru mengalami letusan 4 kali, guguran 2 kali, embusan 1 kali, dan tremor harmonik 4 kali. Status gunung Semeru hingga kini masih waspada level II.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani, erupsi Gunung Semeru terjadi tidak terus-menerus.
Baca Juga: Jelang Natal, Penjualan Lobster di Australia Dibatasi per Transaksi Maksimal 4 Ekor
Ia menegaskan, kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut lebat. Adapun status Semeru masih berada dalam level II atau waspada.
"Erupsi terjadi tidak terus-menerus dengan kolom erupsi tidak teramati karena umumnya tertutup kabut selama sepekan terakhir," ungkap Nia Haerani, pada Selasa 15 Desember 2020.
Ia menegaskan, aktivitas gunung Semeru selama 7 hingga 13 Desember 2020 masih fluktuatif, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, dan tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1.5 hingga 3.5 kilometer dari puncak, arah luncuran ke arah tenggara," tuturnya yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News.
Baca Juga: Bantah Isu Normalisasi dengan Israel, Meutya Hafid: Indonesia Aktif Dukung Kemerdekaan Palestina