Dua Pelaku Keji Pembunuh Ibu Hamil di Bus Ditangkap, Motifnya Kesal karena Diminta Bertanggung Jawab

- 16 Desember 2020, 22:17 WIB
Satu unit Bus yang disita polisi sebagai barang bukti kejahatan tersangka.
Satu unit Bus yang disita polisi sebagai barang bukti kejahatan tersangka. /ANTARA/HO-Polrestro Jaktim/ANTARA

PR BEKASI - Sebagai seorang lelaki tentu ketika berniat menjalin hubungan dengan wanita, selain memerlukan cinta, namun harus diiringi dengan tanggung jawab dalam menjalani hubungan.

Lebih jauh kedewasaan berpikir dan kemampuan menyelesaikan masalah termasuk merencanakan hubungan lebih baik ke depan, merupakan hal yang perlu lelaki miliki demi menjaga hubungan dengan pasangan tetap dalam keadaan yang baik.

Sebab jika tidak begitu, maka dikhawatirkan hubungan mudah mengalami percekcokan, bahkan dapat berujung kepada hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Polda Jabar, Ridwan Kamil Tiba-tiba Beri Pesan ke HRS dan Minta Kasihani Polisi 

Seperti yang terjadi oleh sepasang kekasih, sebab hamil dan kesal selalu diminta untuk bertanggung jawab, lelaki ini hilang akal dan merencanakan pembunuhan terhadap pasangannya.

Perbuatan keji itu dilakukan pada 7 April 2019 lalu, namun tersangka baru berhasil ditangkap pada 14 Desember 2020 lalu di wilayah Cawang, Jakarta Timur dan Bawean, Jawa Tengah.

Pelaku diketahui berjumlah dua orang, yaitu Hendra Supriyatna alias Indra sebagai pembunuh korban yang bernama Hilda Hidayah (22) dan dibantu rekannya bernama Khairul Fauzi alias Unyil yang membantu menguburkan jasad korban.

Dikatakan oleh Kapolsek Makasar, Jakarta Timur, Kompol Saiful Anwar, bahwa pelaku menghabisi nyawa korban di kabin penumpang Bus Mayasari Bhakti P-9BC trayek Cikarang-Kampung Rambutan.

Baca Juga: Suryo Prabowo Jadi Ketua KKIP, Ferdinand: Ini Blunder Besar dan Bunuh Diri Politik Prabowo Subianto 

Dijelaskan lebih lanjut, bahwa tindakan keji tersebut dilakukan kepada korban yang sedang hamil dengan usia sekira 5 hingga 6 bulan dan dilakukan oleh pengemudi Bus Mayasari Bhakti yang dikendarai tersangka dan rekannya yang bekerja sebagai kernet.

Motif pembunuhan tersebut diakui pelaku lantaran marah sebab korban selalu memintanya untuk bertanggung jawab atas kehamilan tersebut dan selalu tidak kunjung dipenuhi oleh pelaku.

"Marah-marah mulu. Dia minta saya tanggung jawab. Saya tinggal bareng sama dia (korban). Saya memang suka nginep di kontrakannya," tutur Indra seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 16 Desember 2020.

Kesal dengan hal itu, pelaku memukul bagian belakang korban dan mencekiknya. Usai memastikan tewasnya korban, pelaku langsung menguburkan jasad korban dengan dibantu oleh rekannya di area Taman Kota KM00 Tol Jagorawi, Makasar, Jakarta Timur.

Baca Juga: Luhut Wajibkan Rapid Test Antigen Sebelum ke Bali, Apa Perbedaannya dengan Rapid Test Antibodi? 

"Saya pukul belakangnya pakai kayu sekali. Kalau luka di leher karena dicekik," kata Indra.

Pernyataan tersebut diketahui sesuai dengan hasil otopsi terhadap korban yang juga dilaporkan kembali oleh Kompol Saiful Anwar.

"Hasil autopsi jenazah korban menunjukkan luka pada bagian punggung, kepala, serta leher akibat hantaman benda tumpul," kata Saiful.

Sementara itu, saat mengubur jenazah diakui Indra, ia terburu-buru sehingga galian tanah yang dikeruk tidak dalam, dalam hal ini seperti informasi yang diterima, bahwa jasad korban terkubur hanya setengah badan.

"Cuma setengah karena saya buru-buru. Terus pas ngegali juga tidak sampai dalam," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Masuk Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia, Gus Jazil: Semoga Jadi Motivasi Umat Islam di Indonesia 

Jasad korban sendiri baru diketahui dua hari kemudian, saat seorang pengendara secara kebetulan melintasi lokasi kejadian dan menemukan jasad korban.

Sementara polisi mengungkap bahwa tertangkapnya tersangka selama hampir dua tahun jalannya perkara ini adalah karena sempat kesulitan dalam mencari jejak pelaku. Sebab dikatakan bahwa korban saat ditemukan tidak terdapat petunjuk identitas.

Kepada polisi, tersangka mengaku memendam rasa penyesalan atas tindakan yang telah dilakukannya selama pelarian yang hampir dua tahun ini.

"Saya merasa menyesal. Setiap hari ada penyesalan di diri saya. Saya juga punya keluarga," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah