Hal tersebut menurutnya membuktikan bahwa tindakan korupsi bukan soal besar atau tidaknya pendapatan seorang pejabat, namun lebih ditentukan pada mentalitas dan gaya hidup orang itu.
"Jadi kalau mentalitasnya adalah mentalitas korup ya susah, kalau gaya hidupnya, gaya hidup yang berlebihan mewah ya susah juga, ditambah dengan lingkungan yang tidak memberikan punishment," ucapnya.
"Bahkan kita tahu, mereka-mereka yang berusaha melakukan investigasi tentang korupsi malah kadang-kadang kena terlebih dahulu pencemaran nama baik. Mudah-mudahan Tempo dengan tradisi yang panjang sebagai jurnalis independen, bisa mengatasi itu, karena ini adalah bagian dari kebebasan pers," ucap Refly Harun menutup pandangannya.
Perlu diketahui dari kabar yang beredar disebutkan bahwa masuknya nama Sritex merupakan rekomendasi putra Presiden Jokowi, Gibran. Hanya saja penyebutan untuk Gibran disamarkan oleh sumber yang diwawancarai Tempo dengan kode “Anak Pak Lurah” sementara kode “Pak Lurah” disebut mengacu ke Jokowi.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: YouTube Refly Harun