PR BEKASI - Ahli hukum tata negara Refly Harun menyoroti Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati usai Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara dengan utang terbanyak yang hampir menyentuh Rp6.000 triliun.
Bank Dunia merilis International Debt Statistics (IDS) 2021 pada Oktober 2020.
Dalam data statistik setebal 194 halaman tersebut merinci utang banyak negara-negara di dunia hingga akhir 2019. Mulai dari besaran total, sumber utang hingga rasio utang.
Baca Juga: Ikut Langkah Jokowi, Khofifah Siap Jadi Orang Pertama yang Divaksin di Wilayah Jatim
Berdasarkan data tersebut, 10 besar negara dengan utang terbesar adalah China berada pada posisi pertama dengan total ULN mencapai US$2.1 triliun. Diikuti Brasil US$569.39 miliar, India US$560.03 miliar dan Rusia US$490.72 milar.
Setelahnya baru Meksiko US$ 469.72 miliar, Turki US$ 440.78 miliar, dan Indonesia dengan nilai utang US$402.08 miliar atau sekitar Rp5,600 triliun. Kemudian Argentina US$279.30 miliar, Afrika Selatan US$188.10 miliar dan Thailand US$180.23 miliar.
Meski demikian, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, utang yang dibuat di tengah masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini bertujuan untuk menyelamatkan rakyat.
Baca Juga: Polisi Masih Dalami Motiv Kasus Pelemparan Bom Molotov ke Masjid di Cengkareng
"Makanya ada saja orang yang nyinyir ke saya itu utang-utang. Ya enggak apa-apa, wong itu utang untuk selamatkan jiwa seluruh Republik Indonesia," ucapnya.