Akan tetapi ketika semuanya dimasukkan secara bersamaan maka antreannya hanya akan menularkan kebodohan, bukan kecerdasan. Orang yang merasa pandai dan suci pun akan ikut tertular.
Baca Juga: Jelang Sidang Pra Peradilan Rizieq Shihab, PN Jaksel Minta Pengamanan Polisi
"Semua ide baik sedunia bisa kau jejalkan DALAM KEPALAMU semudah kau nyalakan rokok sambil membaca koleksi bukumu. Tapi saat semuanya didesakkan berbarengan, antriannya menularkan kebodohan. Bukan kecerdasannya. Dan KAU yang merasa pandai & suci tertular pula!" kicaunya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @budimandjatmiko, pada Sabtu, 2 Januari 2021.
Kita dipaksa sekelompok orang yg tak kita kenal yg mengaku 1 agama, suku atau 1 aliran dgn kita u/ memusuhi atau membunuh saudara atau tetangga yg puluhan tahun hidup bersama kita krn mereka berbeda agama atau seagama tp beda aliran. Tanya teman2mu dr Maluku— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) January 1, 2021
Budiman mencatat Indonesia tidak pernah kekurangan ide dan niat baik, tetapi dalam sejarah juga mencatat Indonesia juga tidak kekurangan perilaku jahat yang rela membunuh karena adanya ide yang baik tersebut.
Dia menilai ide baik yang memiliki topangan berdasarkan ilmu dan teknologi yang memadai justru merupakan faktor pembunuh yang terbesar.
Baca Juga: Tegur Jokowi Soal Pembubaran FPI, Amien Rais: Ini Langkah untuk Habisi Bangunan Demokrasi Kita
"Ide2 & niat2 baik? Kita tak pernah kekurangan. Tapi sejarah juga tak kekurangan perilaku jahat yang membunuh sesama krn ide baik. Ide baik yang tak ditopang ilmu & teknologi yang memadai adalah faktor pembunuh manusia terbesar. Kenapa? Karena berdesak2an tak bisa antri," katanya.
Karena itu, Budiman Sudjatmiko menyarankan daripada memaksakan agar ide yang dimiliki harus menjadi nomor 1 dalam antrean, kenapa tidak mencoba untuk menyelamatkan hidup setara dalam damai.
"Jadi daripada memaksakan ide baikmu harus nomor 1 di antrian, kenapa tak menyelamatkan hidup setara dalam damai & merebut ilmu pengetahuan supaya tiba masanya (tak lama lagi), semua ide baik tadi jadi nyata nyaris berbarengan tanpa menularkan kebodohan & kekerasan?" kata Budiman Sudjatmiko.***