PR BEKASI - Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung menyoroti peristiwa reshuffle atau pergantian kabinet Menteri Indonesia Maju yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Rocky Gerung menilai, reshuffle tersebut tidak efisien sebab keadaan Indonesia saat ini tengah menghadapi wabah Covid-19.
Rocky Gerung menyebut bahwa kebijakan reshuffle kabinet tersebut bukan langkah politik yang tepat.
Baca Juga: Rekrutmen CPNS untuk Guru Ditiadakan, Tenaga Pengajar Muda Dikhawatirkan Menurun
Seharusnya, lanjut Rocky Gerung, Jokowi merampingkan kabinet sebab beberapa bidang kementerian tidak diperlukan akibat Covid-19.
"Kan itu kabinet kemarin direshuffle semestinya diresizing atau dibikin ramping. Mungkin 30 persen Menteri tidak diperlukan dulu. Kan sebetulnya presiden bisa lakukan itu, kan gak melanggar Undang-Undang. Keadaan darurat maka perpolitikan birokrasi bisa dipakai dengan dasar yang sama," ujar Rocky Gerung.
Kementerian yang tidak diperlukan saat pandemi Covid-19, menurut Rocky, salah satunya adalah Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif yang kini tengah dijabat oleh Sandiaga Uno.
Baca Juga: Minta Jokowi Nonaktifkan Menteri Pariwisata, Rocky Gerung: Wong Gak Ada yang Perlu Dipromosikan
Rocky menilai, bidang pariwisata dan industri kreatif tengah berada pada situasi paradoksal sebab harus mengkampanyekan pariwisata, tetapi juga harus menangani Covid-19.